JoyNovel

Let’s Read The World

Open APP
Pinar Dayita

Pinar Dayita

Author:PejuangMimpi

Finished

Introduction
Sebuah kisah polemik kehidupan rumah tangga, dimana ada huru-hara yang membuat nestapa mendominasi. Memuja kata cinta, hingga 'tak sadar jika dirinya terluka. Terjebak dalam sangkar kemewahan dan sulit untuk melepaskan diri. Cinta yang menguatkan dan ternyata cinta juga yang membuatnya rapuh, bahkan berniat untuk menyerah saat badai kehidupan menerpa dengan sangat kencang. Ameliya seorang wanita sederhana, ia menikah dengan Syuhada yang merupakan seorang pengusaha sukses dan juga kaya raya. Jalan yang penuh lika-liku bisa terlewati karena sebuah kata cinta. Kejadian demi kejadian terus menerus terjadi, bahkan menaruhkan harga dirinya agar tetap bersama seseorang yang dicintainya, dan ia rela terus menerus terluka karena hal itu. Akankah luka yang terus menyambangi kisah hidupnya, ataukah justru kebahagiaan yang menjadi pelabuhan terakhirnya? Ameliya hanya pasrah akan catatan takdir dan ia menikmati setiap perlakuan Syuhada yang bisa berubah kapan saja waktunya.
Show All▼
Chapter

"Saya nikahkan dan kawinkan, engkau Syuhada Akbar bin Muhammad Sidik dengan Putri Ameliya binti Alm. Jamaludin dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan mahar uang tunai sepuluh juta rupiah, dibayar tunai!" tegas Paman Sam, ia menjabat tangan dari Syuhada yang sudah gemetar dan dingin karena hendak mengucapkan janji suci, sehidup semati itu.

Syuhada menghela napasnya pelan untuk menetralkan rasa gugup yang mendadak menyerang keberaniannya tersebut, "Saya terima nikah dan kawinnya Putri Ameliya binti Jamaludin dengan mas kawin tersebut dibayar, tunai!" serunya dengan begitu lantang dan juga lancar saat mengucapkan kalimat sakral tersebut.

Penghulu menengok kepada dua saksi yang tengah tersenyum bahagia karena akhirnya dua orang yang sudah lama menjalin hubungan lagi mencintai itu telah sah menjadi pasangan suami istri.

"Bagaimana para saksi?" tanya penghulu dengan speaker yang berada di tangan kirinya.

"Sah!" teriak dari para saksi dengan gema tawa bahagia.

Semua orang di dalam ruangan itu begitu bahagia, akhirnya Syuhada dan juga Ameliya kini telah resmi menjadi pasangan suami istri, doa akhirnya dikumandangkan oleh penghulu. Syuhada membaca janji-janji dari seorang suami beserta kewajibannya terhadap sang istri.

Penyematan cincin dilakukan kala semuanya itu telah dibaca oleh Syuhada, dan dia mengambil tangan kiri Ameliya untuk diberi tanda bahwa mereka telah menjadi suami istri yang sah, baik di mata agama maupun hukum yang berlaku.

"Terima kasih! Sudah memilihku untuk menjadi seorang Imam yang akan membimbingmu kelak di jalan yang Allah ridhoi, dan terima kasih sudah mau menjadi pelengkap separuh agamaku, Putri Ameliya!" Syuhada berucap dengan begitu tegasnya sembari mencium kening sang istri yang melambangkan cinta dan kasih sayang.

"Sama-sama Mas, terima kasih juga karena telah memilihku untuk menjadi pendamping mu, tuntun aku dalam menggapai ridho-Nya. Tegur aku dengan cara baik-baik jika ada salah, dan jadilah suami yang memperlakukan istrinya begitu baik, agar mampu terciptanya surga dunia yang begitu indah dalam menjalani bahtera rumah tangga ini," jawab Ameliya, dia mengutarakan semuanya pada Syuhada lantas mengambil tangan sang suami dan mencium punggung tangannya itu.

Ameliya begitu bahagia karena hal yang dia impikan sejak lama akhirnya tercapai juga, dirinya dan juga Syuhada kini telah menjadi pasangan suami istri. Ameliya berharap agar kelak Syuhada menjadi laki-laki yang kelak bisa menuntun ke jannah-Nya dengan baik.

Syuhada tersenyum kala mendengar rangkaian kata yang terucap dari birai indah sang istri, "Iya sayang, Mas janji! Insyaallah!" ucapnya dengan begiti lembut kala didengar oleh Ameliya.

Ameliya dan Syuhada hari ini begitu bahagia dengan hubungan yang telah mereka resmikan, yaitu dengan cara menikah, sorak sorai bahagia dari semua orang di ruangan itu terdengar merdu di gendang telinganya. Bagaimana tidak? Dirinya dan juga Ameliya melewati jalan dan ujian yang cukup panjang agar bisa menyatu, menjadi pasangan sejati.

"Selamat yah Akbar! Akhirnya lo jadi menikah juga dengan Ameliya, jaga dia dengan baik, karena lo beruntung mendapatkan dia!" tekan salah satu teman dari Syuhada yang sudah lama memendam rasa pada Ameliya.

Syuhada jelas tau seberapa besar dan dalamnya rasa yang dimiliki oleh Dino untuk sang istri, bahkan Dino rela melakukan apapun yang penting Ameliya bisa tersenyum bahagia, itu sudah cukup menurutnya.

Syuhada tersenyum sinis kala mendengar ucapan dari Dino, "Jelas gue akan jaga dia dengan sangat baik! Karena gue adalah orang beruntung yang bisa memiliki dia seutuhnya, bukan hanya bisa untuk memendam rasa dan menghayal agar menjadi Imamnya, seperti yang kamu lakukan," sindir Syuhada tepat pada telinga Dino.

"Yah lo lebih beruntung daripada gue, maka dari itu gue percaya sama lo yang pasti bakal bisa menjaga Ameliya. Gue gak masalah hanya bisa mengaggumi dirinya, itu sudah lebih dari cukup, jika melihat keadaan dia yang begitu bahagia saat bersamamu! Lo sakitin dia sekali aja, gue bakal rebut dia dari tangan lo!" ancam Dino pada Syuhada, bukannya takut kala mendapatkan ultimatum, Syuhada justru tertawa sumbang sengaja mengejek Dino, sang teman kerjanya itu.

"Rebut dia kalo bisa, dan kalo dia mau!" tegas Syuhada, menekankan setiap kata yang keluar dari mulutnya itu. Dirinya tidak begitu takut dengan ancaman yang keluar dari mulut Dino, karena dirinya tahu semboyan dari Ameliya adalah "Pernikahan hanya terjadi satu kali dalam seumur hidup," katanya. Lagi-lagi dirinya harus tertawa mengejek dengan ekspresi yang tergurat jelas dalam wajah Dino.

"Jaga dia baik-baik, atau lo akan berurusan langsung dengan gue!" ancam Dino, melenggang pergi menjauh dari Syuhada. Jika dirinya masih berdiri di depan pria itu, bukan tidak mungkin emosinya akan lepas kendali.

"Bukan urusan lo!" gertak Syuhada, dia begitu jengkel saat mendengar ancaman dari Dino, sang pemuja dalam diam sang istrinya.

Tamu-tamu banyak berdatangan di tempat resepsinya ini, dari mulai rekan kerja dan juga rekan bisnisnya. Entah itu luar kota atau pun satu daerah, menyambut bahagia kabar pernikahan seorang pengusaha sukses, muda dan juga tampan, yang selama ini menjadi incaran dari banyaknya kaum hawa.

Semua orang msmberikan ucapan selamat kepada mereka berdua, atas kehidupan baru yang akan di jalaninnya ke depan.

Ameliya tersenyum sangat manis, memancarkan aura bahagia di netranya itu. Menyambut para tamu yang hadir dengan begitu antusias dan bersemangat, mengingat sekarang dirinya adalah istri dari seorang pemilik perusahaan ternama di kotanya.

"Mas!" Ameliya memanggil suaminya yang saat ini duduk di kursi pelaminan, karena tamu juga mulai sepi dan bisa berisitirahat barang sejenak.

Syuhada memandang wajah istrinya yang sangat ayu dengan polesan make up, membuat terpana bagi siapa saja yang memandangnya, "Iya, kenapa sayang?" tanya Syuhada pada sang istri yang masih memancarkan kebahagiaannya tersebut.

Ameliya mengambil tangan sang suamu dan mengenggamnya erat, "Aku bahagia sekali untuk hari ini, terima kasih atas rasa yang kau beri dengan begitu indahnya," ucap Ameliya kepada sang suami yang ikut tersenyum kepadanya.

Syuhada mengarahkan tangan yang satunya untuk memegang puncak kepala sang istri, "Aku juga bahagia, sayang! Dari sekian banyaknya pilihan yang menghampiri, kamu telah memantapkan hati hanya untuk menerima semua kurang dan lebih yang ku punya," ungkap Syuhada pada Ameliya yang kini telah bergelar menjadi ratu untuknya.

"Iya, sama-sama mas!" ucap Ameliya pada Syuhada.

Wanita cantik dengan kulit eksotis, bulu mata yang tercetak rapi dan juga mata elang yang melengkapi kesempurnaan dari sang istri, maka tidak heran mengapa di luaran sana banyak yang menginginkan posisi dirinya ini.

Pertemuan mereka tidak disengaja, karena kala itu Ameliya adalah staff admin yang bekerja pada perusahaan miliknya. Sifanya yang begitu lugas dan terkesan frontal menjadi daya tarik untuk dirinya sendiri.