Krisna seorang siswa SMA jatuh cinta pada seorang perempuan yang sudah menikah. Perempuan itu bernama Ade Irma Suryani. Sebuah nama yang cukup indah dan cantik, seperti orangnya. Perempuan itu adalah kepala sekolah di SMA nya.
Selain cantik, Ade Irma Suryani juga memiliki karakter yang sangat lembut. Bu Ade, panggilan dari perempuan itu selalu mengembangkan senyum setiap bertemu dengan murid-muridnya. Demikian juga ketika bertemu dengan Krisna.
Suami dari Bu Ade seorang wiraswasta yang bisa dibilang sukses. Mereka sudah menikah belasan tahun. Karena putri sulung mereka sudah SMP.
Agar lebih dekat dengan SMA tempatnya bertugas, Bu Ade dan suaminya menyewa sebuah apartemen yang bersebelahan dengan rumah tinggalnya Krisna.
Tempat tinggal Krisna yang bersebelahan dengan apartemen Bu Ade memberikan kesempatan tersendiri bagi Krisna untuk bisa lebih dekat dari sekedar seorang murid dengan kepala sekolahnya.
Sore itu, ketika Bu Ade sedang terlihat santai, Krisna sengaja memasang kamera rahasia yang mampu menghubungkan rumahnya dengan apartemen Bu Ade.
Kamera itu, sengaja dipasang sangat tersembunyi dan juga bisa menguping suara Bu Ade. Hal itu, membuat Krisna menjadi puas.
Habis Isya', ketika Krisna sedang makan, dia mendengar Bu Ade dan suaminya melewati depan rumahnya. Hati Krisna merasa terlonjak, lalu cepat-cepat membuka pintu.
Bu Ade mengenakan setelan warna hitam dengan jahitan yang sangat pas dengan lekuk tubuhnya yang memang anggun dan indah. Sehingga perempuan yang menjadi kepala sekolahnya itu tampak lebih profesional.
Dengan jaraknya yang saat itu tidak begitu jauh, Krisna bisa mencium aroma wangi dari tubuhnya. Membuat pikiran Krisna tiba-tiba jadi tidak tenang.
"Bu Ade. Bu Ade sudah pulang?" sapa Krisna sambil tersenyum.
"Selamat sore, Krisna!" Mereka berhenti dan menyapa Krisna sambil tersenyum.
"Kamu sudah makan?" tanya Bu Ade sambil tersenyum lembut.
"Iya, sudah. Apakah Bu Ade dan Bapak ingin mampir dan duduk dulu?"
"Oh, tidak. Kita masih harus memasak dulu setelah pulang."
Krisna terlihat sangat senang ketika sore itu melihat Bu Ade sedang memutar tubuhnya yang indah dan anggun untuk membuka pintu.
"Mulai sekarang setiap gerakan dan tindakanmu di apartemen akan selalu berada di bawah kendali dan pengawasanku." Ucap Krisna dalam hati.
Krisna bergegas kembali ke kamar, kemudian melihat Bu Ade dan suaminya muncul di layar laptopnya.
Terlihat Bu Ade yang sedang membungkuk tak jauh dari rak sepatu untuk melepas dan mengganti sepatunya.
Karena kamera yang dipasang Krisna ada di samping lampu gantung di ruang tamu, maka Krisna bisa melihat dua benda kembar dengan daging yang begitu putih yang dalam di kerah kerah kemeja Bu Ade.
Ketika Krisna memperbesar gambar, dia bisa merasakan debar di dadanya yang naik turun dan tubuhnya yang seketika merasakan sesuatu yang beda.
Dari layar laptopnya, Krisna mengamati Bu Ade yang sedang berganti pakaian, tapi dia masuk ke kamar mandi.
Krisna merasa sedikit tertekan, untungnya seluruh tempat sudah dia jangkau dengan kamera rahasia rahasianya.
Di kamar mandi itu, Bu Ade mengganti satu set baju tidur, kemudian dia memasak. Sementara, suaminya sedang duduk di sofa sambil memainkan ponsel.
Tapi Krisna juga belum beranjak dari depan layar laptopnya. Mungkin ada yang bisa dilihatnya lebih lanjut di malam hari.
Seperti yang sudah di duga Krisna, malam hari sekitar jam sepuluhan, Awan Jamaluddin suami Bu Ade tengah duduk di sofa ruang tengah sambil nonton tv, hasrat lelakinya mulai tidak terkendali.
Awan memeluk Bu Ade dan mengajaknya bercinta. Tapi, Bu Ade bilang dirinya sedikit lelah dan awalnya tidak mau, namun kepala sekolah cantik itu tidak mampu menahan keinginan suaminya, kemudian mereka pergi ke kamar tidur bersama.
Ketika sudah tiba di tempat tidur, Awan sudah tidak sabar untuk memeluk istrinya, kemudian memasukkan tangannya ke kerah baju istrinya dan bermain nakal di sana.
Tiba-tiba saja, api di tubuh Krisna juga ikut melonjak dan segera mengubah layar pemantauan kamar tidur menjadi mode layar penuh.
Seketika pipi Bu Ade memerah. Perempuan itu sepertinya juga punya perasaan. Maka, kemudian dia berinisiatif untuk mencium suaminya.
Awan pun mengambil kesempatan untuk membuka bajunya, melepaskan bra merah di dalamnya. Dan kini dua ekor kelinci yang gemuk tiba-tiba melompat keluar dari kandangnya.
Tak lama kemudian, rok Bu Ade terangkat. Awan dengan terampinya melepaskan pakaian paling dalam cantik yang berwarna putih. Bu Ade kini seperti jagung yang baru saja dikupas.
Nafas Krisna tiba-tiba naik dan matanya membesar. Melihat tubuh seputih salju Bu Ade yang begitu indah. Krisna juga ikut-ikutan tidak bisa menahan diri dan melepas celananya juga.
Krisna berpikir jika saat ini dirinya adalah orang yang sedang bercinta dengan Bu Ade.
Detik berikut, Awan melancarkan serangan pada Bu Ade, tangannya bergerak nakal di sana.
Wajah Bu Ade jadi memerah dan mendesah tanpa henti.
"Sayang, aku.... aku mau....." Jelas-jelas perempuan itu tidak tahan lagi, berkata sambil terengah-engah.
Awan segera melepas celananya, tapi terlihat hasratnya tidak terlalu besar. Hasratnya jauh lebih kecil dibanding Krisna.
Awan menekan Bu Ade dan menggerakkan tubuhnya dengan kuat. Wajah Bu Ade kembali memerah. Perempuan itu menggigit bibirnya yang berwarna merah dengan ekspresi kesakitan dan kebahagiaan yang berbaur di wajahnya. Perempuan itu tidak bisa menahan untuk tidak mengeluarkan suaranya.
Hanya saja yang sama sekali tidak terduga bahwa pada menit sebelumnya, ternyata Awan sudah selesai melakukan semuanya dan menyampaikan maaf dengan ekspresi malu.
Bu Ade tampaknya sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu dan berkata dengan lembut pada suaminya.
"Tidak apa-apa. Kamu bangunlah! Biar aku pergi mandi!"
Bu Ade berjalan keluar dari kamar tanpa penutup tubuh dan berdiri di ruang tamu sambil mendesah.
Tampaknya Awan tidak mampu memenuhi keinginan istrinya secara maksimal, dan itu pasti membuat Bu Ade menjadi kecewa.
Krisna merasa sedikit senang di dalam hati. Jika Bu Ade tidak bisa memperoleh kepuasan dari suaminya dalam waktu yang lama, itu artinya akan bisa memberinya banyak kesempatan.
Setelah itu, Krisna melakukan aktivitas yang sama di depan laptopnya dengan tampilan dua orang yang sedang bercinta.
Keesokan harinya, Awan pergi bekerja. Tanpa diduga, ternyata Bu Ade ada di apartemen. Hal itu membuat Krisna sedikit terkejut, tapi sangat bahagia.
Dengan begini, Krisna bisa memantau Bu Ade sepanjang hari lewat perangkat laptopnya.
Sore hari itu, terlihat Bu Ade melepas piyamanya sehabis tidur siang. Dia hanya mengenakan bra merah dan celana dalam renda berwarna putih.
Tubuhnya yang putih sempurna sangat menggoda, membuat Krisna segera merasakan hal yang beda.
Bu Ade mengambil pakaian, kemudian berjalan ke kamar mandi. Apakah dia mau mandi?
Sebuah pemikiran nakal terlintas di benak Krisna. Krisna segera turun menuju sumur, untuk mematikan katup air mereka.
Pasti dalam hitungan menit, Bu Ade akan menelepon.
Hati Krisna menjadi senang, dengan cepat dia akan mengangkat telepon dan akan mendengar suara Bu Ade yang minta bantuan.
"Krisna, apakah airnya mati? Aku lagi mandi belum selesai, tiba-tiba airnya mati. Ada apa Krisna?"
Ada apa Krisna? Kamu nakal, ya? Ah, Krisna, pake menggoda ibu kepala sekolahnya segala?
Tapi, benar gak ya, Bu Ade akan menelepon Krisna ketika tiba-tiba kran air mati?
Bersambung
Cerita ini hanya fiktif, jika ada kesamaan tokoh, latar, dan peristiwa itu hanya kebetulan belaka.