JoyNovel

Leer para descubrir un mundo nuevo

Abrir APP
Cinta Masa Lalu Sang Pemimpin

Cinta Masa Lalu Sang Pemimpin

Autor:3traTigatra

Terminado

Introducción
Kisah Amara Daft sosok wanita cantik , Dirut yang baru diangkat dari sebuah perusahaan terbesar dan ternama yang bermasalah. TNcorp. Sementara Amara memulai tugas baru nya, ia menemukan dirinya terbenam di bawah sekian banyak laporan berbagai departemen di perusahan itu. Menemukan apa penyebab masalah adalah sebuah tantangan. TNcorp sebuah perusahaan ternama di salah satu kota berkembang yang sedang bermasalah, pabrik-pabriknya banyak ditutup, karyawan banyak yang di PHK dan pesaing utama TNcorp semakin kuat. Dewan Direksi berkumpul dan milih Amara Daft menjadi presiden sekaligus Dirut nya yang baru. Amara Daft memiliki rekor sukses. Ia telah menjadikan dan mengubah 3 perusahaan lain dari posisi bangkrut menjadi untung di bawah kepemimpinan nya. Amara Daft mempunyai kemampuan yang unik untuk menemukan inti permasalahan dan mengimplementasikan solusi-solusi yang efektif dan efisien. Ia dinamis, tidak ragu mengambil keputusan, positif, dan berani. Dewan yakin Amara adalah orang yang mereka butuhkan untuk menyelesaikan masalah TNcorp. Amara menawarkan 1 tahun kebebasan penuh untuk mengimplementasikan perubahan TNcorp ke arah yang lebih baik. Dewan menerima syarat itu. Tantangannya pun di mulai. Awal mula kisah cinta Amara Daft bersama Gaung Sam sosok pria tampan berkarisma, disiplin, pintar yang secara misterius memperkenalkan diri nya sebagai pemberi informasi. Apakah Amara Daft mampu menyelesaikan tantangan nya merubah TNcorp menjadi lebih baik? Bagaimana kisah cinta Amara Daft dan Gaung Sam? Siapa Gaung Sam dalam hidup Amara?
Abrir▼
Capítulo

Pagi yang cerah untuk memulai aktifitas. Amara Daft mengeluarkan mobilnya dari garasi dan bergegas menuju kantor. Sementara ia memasuki lalulintas pagi ini, ia merasa bersemangat melalui prospek yang akan ia kerjakan hari ini.

Dalam perjalanan ia bayangkan strategi jangka pendek yang telah ia rumuskan untuk mengubah TNcorp menjadi lebih baik.  Kemungkinan besar ia akan memberhentikan orang-orang yang dianggap bertanggung jawab atas situasi perusahaan saat itu.

Amara tau ia juga membutuhkan solusi jangka panjang untuk memastikan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Sementara ia mendekati gedung TNcorp yang mengesankan itu untuk memulai hari pertama nya sebagai Dirut Baru. Ada suatu ide yang berkecamuk di benak nya.

Kalau tidak mengetahui apa yang salah,  bagaimana mungkin bisa memperbaikinya. Amara Daft telah mempelajari laporan keuangan TNcorp dan ia curiga ada beberapa faktor penyebab nya.

 

Ketika tiba dikantornya Amara mulai dengan rencana awalnya untuk mencari penyebab masalah yang terjadi diperusahaan TNcorp. Ia menyapa sekretaris nya, Eva 

"Selamat Pagi, Eva Tolong sampaikan pada direktur keuangan untuk bertemu dengan ku." 

"Selamat pagi, Non. Baik akan saya sampaikan." Sahut Eva

Beberapa menit kemudian sosok pria beruban masuk ke ruangan nya. Amara menyapa Reyn dan kedua nya duduk

"Menurut anda kenapa TNcorp ini bermasalah?" Tanya Amara memulai obrolan mereka.

"Menurut saya ini adalah akibat dari kinerja pendahulu anda. Ia terlalu cepat berekspansi dan terlalu luas berdiversifikasi, ia memaksa kita untuk menggali pasar modal sedangkan reputasi kredit perusahaan sedang memburuk. Pembiayaan yang tinggi dan tidak ada nya keahlian membuat kita tidak bisa bersaing memenuhi ke butuhkan pelanggan." Kata Reyn

Penilaian Reyn hampir sama dengan  pandangan Amara. Tetapi Amara tidak senang mendegar Reyn menyalahkan orang lain dalam memberi keterangan. Maka ia pun mengucapkan "Terimakasih." Dan mengantarkannya ke luar.

Amara pun menyampaikan pada sekretaris nya untuk memanggil wakil presiden 

10 menit kemudian Tom, pria paruh baya telah menunggu di ruang tunggu depan ruangan Amara dengan gugup dan ketika masuk ke dalam ruang Amara,  ia hanya terdiam menunggu Amara memulai percakapannya

"Tolong jelaskan apa masalah sebenarnya di TNcorp?" Tanya Amara 

Tom merasa terancam dan menjadi tegang dibuat nya.

"Saya saya mewarisi banyak masalah ketika saya mengambil alih jabatan tugas  wakil presiden. Namun, kondisi saat ini jauh lebih baik dari awal saya menerima jabatan ini." Tom pun menceritakan kisah nya secara detail.

Amara mendengarkan penjelasan Tom dengan serius. Tapi yang ia tidak mengerti mengapa departemen tidak bekerjasama untuk menyelesaikan masalah TNcorp. Ia pun mengucap "Terimakasih." Lalu mengantar Tom keluar dan kembali berkata pada Eva

"Tolong panggilkan wakil presiden".

Pitter tidaklah persis seperti ia perkirakan. Terbalik dari dua rekan yang sebelum nya telah bertemu Amara, Pitter lebih berani meledek-ledek dengan antusiasme.

"Mengapa TNcorp ini bermasalah?" Ucap Amara memulai pertanyaan yang sama pada Pitter

" Non, menurut saya masalah utama kita adalah kualitas produk yang buruk dan terlambat nya pengiriman. Banyak pelanggan kita yang mengharapkan pengiriman tepat waktu tapi kita berulang kali mengecewakan mereka. Karena dua masalah itu kita telah kehilangan pelanggan kita. Kami lah yang sering kena maki ketika pelanggan marah dan banyak produk cacat yang dikembalikan para pelanggan."

Komentar Pitter menyadarkan Amara akan masalah yang tengah di hadapi TNcorp. Ia ingin bertanya lebih banyak pada Pitter dan ia memutuskan untuk menunda pertanyaan nya.

"Terimakasih pak, atas masukan yang telah pak Pitter sampaikan." Ucap Amara dan mempersilahkan Pitter  pergi.

Amara termenung, ia sadar bahwa ia membutuhkan detail lebih rinci dan informasi yang lebih bisa ia andalkan. Ia pun memanggil Eva ke ruangan nya

"Selama satu minggu, saya ingin melihat semua laporan yang masuk ke mejamu." Ucap Amara saat Eva menghampiri dan berdiri di depannya.

"Baik Non, dan ini adalah daftar orang yang ingin berjumpa dengan non." Ucap Eva Menyerah laporan pertemuan pada Amara

"Terima kasih, kecuali mendesak, saya memilih menjumpai mereka minggu depan, saya tidak mau di pusing kan dengan rapat selama seminggu ini." Setelah terdiam sejenak, Amara memandang Eva dan berkata, " saya mau anda membantu saya mengenali lebih jauh tentan perusahaan ini."

Eva tersenyum. "Akan saya usahakan sebaik nya. Bagaimanakah non ingin memulainya?" Tanya Eva

"Pertama tolong atur pak Ken untuk bertemu saya."

Eva mengangguk dan keluar sebentar dan kemudian kembali membawa tumpukan berkas lalu meletakan di meja Amara

"Silahkan membaca!" Kata Eva dengan senyum simpatik 

Satu jam kemudian Ken tiba

"Saya harap anda lah yang bisa membantu saya." Ucap Amara saat Ken telah duduk berhadapan dengan nya

"Apa yang non butuhkan?" Tanya Ken

"Saya butuh informasi tentang produk, pelayanan, pelanggan dan pemasaran kita."

"Ijinkan saya tulis dulu kategori informasi yang non butuhkan, dan nanti dengan senang hati akan saya siapkan laporan nya untuk non." Kata Ken

"Pertama saya butuh laporan keuangan semua unit masing-masing pabrik. Kedua, saya butuh informasi spesifik operasi kita dan kualitas produk menurut persepsi pelanggan. Ketiga, saya ingin tau penjualan dan bagaimana produk kita dibanding pesaing. Keempat saya ingin mengetahui harga unit dan biaya produk secara detail."

Ken menulis semua permintaan Amara, semakin panjang daftar nya wajah nya semakin serius lalu bertanya

"Apa non ingin mengetahui semua informasi ini dari masing-masing pabrik?"

"Tentu." Ucap Amara santai

"Saya coba yah non." Kata Ken ragu

"Kapan?" Amara kembali bertanya

"Saya akan mempelajari nya dulu. Mungkin beberapa minggu. Tidak tau juga saya tidak bisa memastikan."

"Tetapi saya ingin informasi nya besok!" Tegas Amara

"Mustahil non, menyusun laporan seperti ini dalam waktu singkat. Non kan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah diajukan orang sebelum nya. Jadi saya belum siap memberi jawaban instan."

"Jadi selama ini Anda belum pernah memberikan informasi seperti ini? Apa tidak ada laporan yang bisa saya lihat?"

"Ada, saya berencana mengambil informasinya  dari berbagai laporan, lalu  dirangkum dan itu akan memakan waktu yang lama sekali."

"Ya sudah Tolong beri saya laporan apa ada nya dulu." Ucap Amara

"Ok! Kalau begitu besok sudah bisa saya serahkan." Ucap Ken menjabat tangan Amara lalu keluar.

Amara menyusun jadwal di kalender nya lalu keluar ke tempat Eva.

"Tolong panggilakan Luck, manajer SDM."

10 menit kemudian Luck tiba dan Amara mempersilahkan wanita itu.

"Kita sama-sama tahu bahwa sumber daya manusia  yang menjadikan perusahaan ini sukses atau tidak, saya ingin mengenal orang-orang yang terlibat dan termotivasikan untuk bekerja menjadi team dan saya butuh bantuan anda." Ucap Amara memulai obrolan

"Apa yang bisa saya bantu?" Ucap Luck tersenyum

"Saya butuh informasi tentang orang-orang kita. Mencakup jumlah dan data diri karyawan,  upah, prestasi dan bagaimana perusahaan memberi imbalan atas prestasi tersebut?"

Luck binggung dan bertanya. " Mengapa non mau memberi imbalan kepada orang-orang walaupun perusahaan sedang permasalah?"

"Saya tau perusahaan merugi. Tetapi bukan berarti tidak ada yang berprestasi bukan? Saya mau mengenal semua bukan hanya sekedar mereka-mereka yang beruntung diekspos. Saya ingin mengetahui siapa yang benar-benar layak diakui."

"Non menginginkan seluruh informasi itu dari saya?" Luck bertanya

"Siapa lagi kalau bukan anda? Anda tentunya lebih tau orang-orang kita dibanding yang lain."

Luck binggung. Amara memperhatikan wajah Luck dan sadar ia menuntut terlalu banyak.

"Tolong kumpul kan saja informasi sebisa Anda, nanti kita lihat bagaimana jadi nya."

"Ok!" Luck setuju tetapi ragu. "Kapan?"

"Besok." Kata Amara

"Saya coba ya non, apa yang bisa saya hasilkan besok sore."

"Boleh." Ucap Amara mengantar Luck ke luar ruangan nya.

***

Ketika Amara kembali dari makan siang,  ia melihat tumpukan kertas diatas meja tulis nya.

"Apa ini? Tanya nya pada Eva

"Itu semua laporan pertama yang masuk siang ini. Dan sesuai pemintaan non saya letakan semua nya di meja non." Jawab Eva

"Terima kasih. Kau boleh pergi."

Amara duduk dan mulai membuka dan membaca semua surat-surat tersebut. Hampir setengah tumpukan ia baca, ia menemukan sebuah surat yang aneh, bunyi surat itu. "Yang terhormat nona Amara Daft : saya bisa membantu nona, memecahkan masalah informasi yang nona butuhkan." Amara mulai tertawa geli dan melempar surat itu ke tempat sampah dan kembali membaca laporan yang lain nya

Sepuluh menit kemudian, Amara kembali mencari surat yang di buang nya tadi

"Bagaimana orang ini mengetahui aku punya masalah informasi?" Amara bertanya dalam hati. Ia kembali membaca salam hormat "pemberi informasi." Amara kembali membuang surat itu sambil menghela napas panjang. "Seandai nya saja di tanda tangani oleh manusia super." Ia pun tersenyum sinis

Amara menghabiskan sisa hari nya hanya dengan membaca laporan.