JoyNovel

Leer para descubrir un mundo nuevo

Abrir APP
Lupa Tuk Mencintai

Lupa Tuk Mencintai

Autor:Pessoas Pequenass

Terminado

Introducción
Kehidupan tak selalu semulus yang kita harapkan. masalah akan selalu berdatangan hingga akan memposisikan seseorang di titik tersulit. Bahkan tak sedikit yang tak sanggup dan memilih jalan singkat, yaitu menyudahi hidupnya. "Pernah ga lo berfikir untuk hidup tanpa tujuan?" tanya Abian Terkadang, tujuan bukan hanya hal yang sudah biasa atau senang kita lakukan. Dan lagi, yang terpenting adalah sisi lain dalam hidup. Sudah kah kita meminta bantuan-Nya?
Abrir▼
Capítulo

Terlihat lampu dunia telah menunjukkan sinarnya, diiringi dengan kicauan burung burung yang membuat tidur seorang lelaki terganggu. Sontak lelaki itu bangun dari alam mimpi nya. Kemudian dengan nyawa yang masih setengah terkumpul, ia berjalan memasuki kamar mandi dan membasuh wajahnya.

Lelaki itu bernama Abian, Abian Wijaya. Memiliki badan yang atletis, rambut lurus berwarna hitam pekat. Ia juga memiliki tinggi badan sekitar 177 cm, dan berat badan 60 kg. Sifatnya yang dingin membuat banyak kaum hawa terpikat saat menatapnya. Ia juga dikenal dengan keganasannya dalam memimpin geng nya, Wendigo. Namun siapa yang menyangka, dibalik ketampanan dan sifat dinginnya, ia memiliki hobi yang sangat unik, yaitu menonton serial doraemon.

Selesai, ia pun melangkah kembali ke kamarnya. Tak lama, terdengar suara notif yang berasal dari ponselnya.

“Abian, ke basecamp buruan!” –Keanu

Dengan acuh, Abian Menyimpan kembali ponselnya dan pergi ke dapur untuk sarapan. Ya, namanya adalah Abian, Abian Wijaya.

Ia menikmati sarapannya ditemani serial doraemon yang merupakan serial kartun favorit Abian. Ya, siapa sangka lelaki gagah, tampan, berwajah dingin tersebut menyukai kartun seperti doraemon.

Saat sedang asik, seseorang menekan tombol bel tepat di sisi gerbang rumah Abian. Abian pun dengan berat hati meninggalkan doraemon nya dan berjalan keluar. Kemudiann ia membuka pintu dan melihat seseorang yang sangat ia kenal, Dani.

“Abian, lo kok ga ke basecamp? ini gawat,” ucap Dani sembari terengah engah

“Gawat apanya?” tanya Abian tenang

“Nanda, dia pergi ke basecamp Black Wolf sendirian, gara gara adiknya digodain sama Dev si ketua geng!” ujar Dani menatap lekat mata Abian.

Tanpa basa basi lagi, Abian langsung mengambil kunci motornya dan tak lupa jaket yang bertuliskan WENDIGO di belakangnya. Abian dan Dani langsung bergegas ke basecamp Black Wolf. Begitu sampai, mereka bergegas memasuki area basecamp tersebut. Dan benar saja, Abian melihat motor warna hijau milih Nanda. Dengan santai Abian pun membuka pintu dan melihat Nanda yang sedang mencengkram kuat kerah Dev sang ketua Black Wolf, sementara terlihat anak buahnya sudah terkapar tak berdaya.

“Harusnya gue gak perlu repot ngajak lo kesini, Abian.” celetuk Dani

“Gue juga harusnya gak perlu ninggalin Doraemon,” balas Abian dengan wajah datarnya

Setelah menyelesaikan urusan antar Nanda dean Dev, mereka bertiga kembali ke basecamp. Tak butuh waktu lama, dengan cepat mereka melajukan motornya dan hanya membutuhkan watu 10 menit sampai ke basecamp.

“So, udah selesaikan masalahnya ?” tanya Dani sambal berjalan memasuki ruangan

“Maybe,” terlihat masih ada rasa belum puas dari Nanda

“Itu cukup. Dia juga ga akan ulangi, jadi lo tenang, adek lo juga aman kan sekarang ?” sambung Abian.

Mereka bertiga pun masuk ke ruangan basecamp tempat dimana mereka selalu meluangkan waktu berkumpul, bercerita, rapat, bahkan tidur disana, tempat pulang bagi seluruh anggota WENDIGO.

Terlihat kini hanya ada mereka bertiga, karena biasanya anggota lain dating saat sore atau malam. Mereka bertiga adalah sahabat yang cukup dekat dan mengenal sesama. Bayangkan saja, mereka sudah bersahabat sejak SD, bukan waktu yang sebentar.

“Gue mau ngomong serius sama kalian,” ucap Abian menghentikan canda tawa antara mereka

“Kenapa Abian? Perasaan gue ga enak nih,” jawab Nanda penuh selidik

“Duain,” sambung Dani, dilanjut dengan helaan nafas dari Abian.

“Gue mau out dari Wendigo.” terang Abian dengan ekspresi yang tak bias dideskripsikan. Sontak Nanda dan Dani terlihat terkejut dan menatap Abian dengan penuh tanda Tanya. “Gue ga bias lanjut di Wendigo, gue mau focus sama sekolah.” lanjut Abian menatap sahabatnya bergantian

“Ya gabisa gitulah, kalo lo mau focus sama sekolah, apa artinya lo harus out? Come on man, lo leader disini!” sanggah Nanda dengan emosional. Abian menatap sahabatnya itu sesaat, kemudiann menatap Dani menunggu pendapatnya

“Gue? Lo tau pasti apa pendapat gue. Dan gue juga tau pasti lo ga akan peduli dan tetep bakal out,” Dani pun membuang muka menghindari tatapan Abian

“Kalian sadar ga? Wendigo tuh terlalu bergantung ke gue, apa selemah itu Wendigo tanpa gue?” ucapan Abians tersebut mengundang tatapan tak terima dari sahabatnya, “Bener kan?”

“Bergantung ke lo Abian? Oh oke, gede kepala ya lo sekarang, silahkan! Silahkan lo out dari sini. Gue bakal buktiin Wendigo bias tanpa lo!” jawab Nanda dengan penuh amarah dan menunjuk pintu ke luar sambil menatap Abian

Abian tersenyum dan menatap penuh kemenangan, kemudiann ia membuka jaketnya dan ia berikan kepada Dani. “Thanks ya, gue tunggu bukti dari omongan lo, Nanda.” dilanjut dengan gerutan senyum devil dari seorang Abian. Ia pun berjalan keluar dengan santai dan pergi dari basecamp yang setidaknya ‘pernah’ menjadi tempatnya berpulang.

“Semoga langkah yang gue ambil kali ini bener.”

Hari Senin, hari dimana semua orang akan bersiap siap menghadapi ujian kehidupan yang amat berat.

Abian tiba di sekolah, salah satu sekolah ter elite di Jakarta. Ia pun melangkahkan kakinya memasuki koridor sekolah. Dan seperti biasa, tak sedikit kaum hawa yang memperhatikannya dengan tatapan kelaparan, juga para kau adam yang tidak berani mendekatinya. Karena biar bagaimana pun, Abian mempunyai juluka ‘emas, tak tersentuh, iblis’. Hal itu karena kaum hawa menilai dia layaknya gold, dan para musuhnya menilai dia sebagai iblis yang kejam namun tak bias tersentuh, karena sampai saat ini belum ada yang berhasil melukainya. Kecuali rival abadinya, Arga Abraham.

Abian pun memasuki kelasnya, sontak kebisingan pun berubah menjadi hening. Setelah Abian duduk di bangkunya, murid lain kembali berdiskusi. Kemudiann Abian membuka buku nya dan membaca, hal yang selalu dilakukan seorang Abian saat sedang tak ada guru.

Perhatian seisi kelas berpindah pada seorang guru yang masuk dan diikuti seorang perempuan di belakangnya.

“Anak anak, kita kedatangan murid baru kali ini, silahkan perkenalkan diri ya.” tutur Bu Endah, dibalas anggukan oleh perempuan tersebut

“Em, kenalin nama gue Aqilla Abiandia Calistha. Panggil aja Dara.” ujar perempuan yang bernama Aqilla, kemudiann ia pun duduk di bangku yang kosong, tepat di samping meja Abian. Murid lain pun melanjutkan kegiatannya dan mendengarkan pelajaran dari Bu Endah.

Terdengar nyaring suara bel, tanda berakhirnya pelajaran dan waktunya istirahat. Abian yang biasanya selalu ke kantin bareng Anak Wendigo, sekarang merasa ada sesuatu yang hilang. Namun Abian begitu terkejut saat merlihat Dani bersama dengan Nanda dan Keanu memasuki kelasnya. Namun dugaannya salah, mereka bukan dating untuk Abian, terlihat mereka pun menghampiri anak baru, Aqilla. Terlihat setelah berbincang, Aqilla berjalan keluar kelas dan diikuti ketiga orang anggota Wendigo. Abian berpikir akan terjadi sesuatu pada anak baru itu, ia pun bergegas menyusul mereka.

“Abian!” panggil seorang guru, sontak Abian menoleh dan melihat guru tersebut memeanggilnya ke ruangan. Abian kembali menatap Dani dan yang lain, namun sayang mereka sudah cukup jauh. Ia pun menghela nafas dan berjalan ke arah ruangan guru yang memanggilnya.