JoyNovel

Leer para descubrir un mundo nuevo

Abrir APP
DESTROYED

DESTROYED

Autor:eLysa

Terminado

Introducción
Base On True Story. Beberapa cerita kehidupan yang penuh liku tiada henti. Bukan hanya tentang hidupku, namun beberapa perjuangan hidup yang kusaksikan tergambar jelas di benakku. Apakah titik terendah dalam hidup seseorang akan berakhir derita atau bisa bahagia? mampukah aku menjadi satu-satunya orang yang peduli dengan semua yang telah terjadi?
Abrir▼
Capítulo

Bab 1 PERMULAAN

Di sudut Kota sebelah Tenggara, Anak gadis berusia 13 tahun memulai hidupnya dengan jelas. Ia bernama Elya. Sosok gadis yang biasa saja menurut kebanyakan orang di sekitarnya.

Di usianya yang masih belia, ia mulai menjalani hidup dengan banyak kejadian yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Terlihat biasa saja untuk orang lain yang melihat, namun bagi dirinya, hidup adalah sebuah cerita yang entah kapan finishnya. Apakah aku juga akan mati seperti yang lain? Tanya Elya dalam benaknya. Tentu saja. Tapi itu masih menjadi rahasia, yang tentu saja bahkan dirimu sendiri tidak akan pernah tahu bagaimana caramu berakhir.

Sangat kompleks bukan, bagaimana ia berfikir lewat sudut pandangnya sendiri.

Cerita Elya, dimulai dari dirinya berada dibangku sekolah menengah pertama.

Elya dan teman-temannya sangat akrab satu sama lain. Belajar bersama, berkelompok, bermain bersama, dan terkadang membuat kegaduhan secara tim dalam kelasnya. Elya bukanlah sosok anak yang nakal. Ia dilihat dari penampakannya sangatlah santun dan disiplin. Tapi Elya juga tidak menolak berteman walau dengan berandal sekalipun. Baginya semua anak sama saja. Yang baik bisa menjadi jahat. Yang jahat pun bisa menjadi baik. Tergantung bagaimana caramu berteman dengan mereka.

Dan suatu hari, Ia menunjukkan kepada dirinya sendiri, bagaimana itu terjadi. Teman yang baik, bisa menjadi jahat. Dan yang jahat berbalik menjadi begitu baik dan setia kepadanya.

"Teman yang baik itu, penampakannya sangatlah santun dan baik kepada semua orang, kepada guru-guru dan kepada teman sekelasku. Tapi saat ini ia lagi bersama dengan salah seorang guru komputer. Apakah itu baik? ahhh, aku tidak tahu apa yang sedang mereka lakukan di dalam lab itu. Berdua saja. Aku bahkan tidak diperbolehkan untuk masuk ke sana. Apa kau tau sesuatu, Eka?" Elya bertanya tanpa basa basi kepada seorang teman yang duduk tepat di hadapannya.

"Aku juga tidak tahu. Aku bahkan hanya meninggalkan buku cetakku di sana. Aku tidak masuk ke ruangan Lab itu untuk bertemu dengan pak guru. Aku juga mencari Sara, sama sepertimu. Tapi kulihat dia berjalan ke Lab tadi. Aku memanggilnya, namun dia tidak memperdulikan panggilanku Elya." Terang Eka menjelaskannya.

"Apa yang terjadi? Oh, apakah ada tugas yang di titipkan kepadanya? kalau begitu, kita juga harus mencari tahu, Eka. Ayo kita menemuinya ke Lab". Elya dengan spontan menarik tangan Eka untuk menuju ke Lab Komputer bertemu dengan teman baiknya, Sara.

"Mau kemana kalian, terburu-buru seperti itu?" cegat Sara dari arah belakang Lab bertemu dengan Elya dan Eka di depan.

"Kami mencarimu Sara." seru Eka

"Aku tidak kemana-mana, daritadi aku di sini menunggu Bapak memeriksa catatan dan PR kita. Lihat, buku kalian ada padaku sekarang. Aku akan segera kembali, aku akan masuk untuk menemuinya sebentar" Sara, menjelaskan kepada kedua teman baiknya itu.

"Bolehkah kami ikut? barangkali, bapak akan memberikan kita tugas tambahan. Aku bisa membantumu untuk menyalinnya" Elya menawarkan.

"Tidak usah. Aku membawa laptop. Sangat mudah jika ia ingin aku menyalin tugas darinya untuk kita nanti. Tunggu aku di sini ya. Jangan masuk. Ku pikir Pak guru tidak akan senang jika kita beramai-ramai datang kepadanya." Jawab Sara untuk Elya.

"Baiklah, kami akan menunggumu di sini, Sara" Eka, berpendapat dan menarik tangan Elya di sampingnya.

"Biarkan dia Elya. Kita tunggu saja di sini dahulu." Eka menawarkan.

"Benarkan. Dia tidak ingin kita mengganggu kebersamaan mereka." Elya menyeru kepada Eka

"Apa yang kau pikirkan Elya? Oh ayolah, berfikir normal. pikirkan bahwa tidak ada apa-apa di sana selain Sara dan Pak guru sedang berdiskusi tentang nilai kita" Eka menjawab dengan kesal.

"Kau pikir, aku tidak pernah melihat mereka berdua sangat dekat sebelumnya? wajar saja jika aku berfikiran aneh terhadap hubungan keduanya, Eka. Kau benar-benar tidak mengerti di usiamu saat ini, ha?" Elya sangat penasaran.

"Ohh, wow. lihat. Lihatlah bagaimana jahatnya kau berbicara kepada temanmu di sana. Sara, tidak pernah mengatakan hal buruk tentangmu. Dan sekarang, kau berghibah tentangnya kepadaku. Kau pikir aku akan langsung menyetujuimu? Sangat mengerikan. Aku masih belia. Aku sadar, itu tidak mungkin ku pikirkan." Eka tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Aku pun sama, Eka. Aku masih belia. Harusnya Aku tidak pernah menyaksikannya. Apalagi sampai berfikir hal-hal macam tentang mereka. Siapa aku? Aku hanyalah teman kalian. Aku tidak pernah berfikir untuk menghentikan kalian, apapun yang akan kalian lakukan. Bahkan dengan lawan jenis." Elya menatap tajam pada diri Eka.

"Apa kau pikir, Sara menganggapmu temannya?" Eka bertanya dengan hati-hati.

"Kurasa tidak" Elya menjawab tanpa ragu.

"Lantas, mengapa kau ingin tahu apa yang ia perbuat dengan Pak guru? Biarkan saja mereka, Elya. Ayo kita kembali ke kelas. Jangan lagi berfikir untuk masuk ke dalam sana." Eka menarik lengan Elya dan pergi meninggalkan Lab tanpa menunggu Sara kembali.

"Kau teman yang jahat, Eka." Elya menyinggung Eka yang pergi lebih dulu meninggalkan Sara yang masih di sana.

"Dia saja tidak membiarkan kita masuk ke sana. Apa yang akan kau lakukan? menunggunya? Tidak. Biarkan saja dia." Eka memalingkan wajahnya dari Elya yang menatapnya tak percaya.

"Baiklah, aku ikut denganmu. Tapi bagaimana jika Sara.. Maksudku, Pak guru memeluk Sara, misalnya? apakah kau tidak memikirkan itu, Eka?" Tanya Elya yang bingung akan pertanyaannya sendiri.

"Apa yang bisa kita lakukan? apa kau punya Hp untuk merekamnya? kalau ya, berikan padaku agar kau tidak jadi penasaran. Akan aku videokan semuanya untukmu, Elya." Senyum Eka, menggoda.

"Gadis belia ini bukanlah gadis polos. mengerikan. Ayo kembali ke kelas. aku tidak percaya, aku memilikimu di sini sebagai temanku."