JoyNovel

Lisons le monde

Ouvrir l'APP
Menjadi Istri Kedua Mantan

Menjadi Istri Kedua Mantan

Auteur:Verty

Fini

Introduction
"Andai waktu itu bisa diulang kembali, mungkin aku sudah bahagia bersamamu." Kisah cinta yang mungkin sangat sulit untuk diungkapkan, tapi kisah cinta ini membuat seorang Alana menjadi wanita yang tahan akan segala kesakitan dari duniawi. Terkhususnya dari seorang Suami yang sudah lama ia inginkan hidup bahagia dengan pria itu, tapi semuanya hanya sebuah keinginan yang entah kapan akan kunjung datang. Dan Alana hanya bisa menonton kemesraan yang Tuhan ciptakan pada dua sejoli itu, dengan merasakan sakit yang sangat luar biasa. Karena cinta lama itu tidak seratus persen hilang, apalagi Alana yang sangat mencintai pria yang sudah berstatus suaminya.
Afficher tout▼
Chapitre

Alana mencari-cari orang yang sedari tadi di tunggunya, tak sabar ingin bertemu dengan pujaan hati. Rasa rindu kini kian menyiksa sehingga ia ingin menerobos semua orang yang berlalu lalang di depannya. Sudah lama menanti hari ini, hari dimana ia dan sang kekasih merayakan hari kemenangan sekaligus hari Anniversary 4 tahun mereka.

Ia memegang buket bunga dengan ijazah miliknya, dan juga toga yang melekat indah di atas kepalanya. Baju wisuda dengan warna merah yang melekat di seluruh tubuh rampingnya, sehingga berpaduan bak artis Korea. Ia juga mengenakan make-up yang natural, sehingga pancar kecantikannya tiada tanding.

Namanya Alana, seorang gadis yang tidak banyak memiliki keberuntungan. Tapi memiliki kekasih yang menjadi pria favorit di kampus. Jangan salah, Alana juga gadis yang banyak di lirik oleh pria di kampus, bahkan dulu juga kakak-kakak tingkat nya banyak yang meliriknya, tapi hatinya hanya di menangkan seorang pria yang menjadi tempat ia pulang.

Dan saat ini hari di mana mereka wisuda, Alana sudah menanti hari ini. Yang di mana mereka akan selesai dengan studi yang hampir membuat dirinya gila, untung saja ada kekasihnya yang pintar dan Jenius, sehingga ia tidak pernah kewalahan untuk menghadapi tugas maupun skripsi.

Semua orang menghadiri wisuda dengan bahagia, bahkan orang tua setiap mahasiswa juga berdatangan. Beda halnya dengan Alana, ia memiliki seorang ibu, tapi ibu nya sama sekali tidak mempedulikannya. Bahkan untuk datang ke wisuda nya aja ia tidak datang.

Tidak masalah bagi Alana, itu sudah biasa. Sekarang ia mau fokus untuk masa depannya, setelah ini ia mau kemana? Dan mau kerja apa?

Alana mengembangkan senyumnya saat tiba di fakultas manajemen. Ia mencari-cari kekasihnya, bukan hal yang muda baginya. Bahkan ia kebingungan mana kekasihnya, karena semua orang sama-sama menggunakan baju wisuda. Sehingga Alana memilih bertanya pada teman kekasihnya yang kebetulan tertangkap matanya.

"Raka," panggil Alana. Sehingga yang bernama Raka tersebut berbalik dan melihat Alana. "Hai Alana, happy graduation," sapa Raka dengan menjabat tangan Alana.

Alana membalasnya dengan senyuman semanis mungkin. "happy graduation juga buat kamu. Oh....ya, Vano mana ya?" tanya Alana.

"Oh Vano, ada di sana. Kebetulan tadi banyak wartawan yang mewawancarainya, kamu tau betul kan kalau pacar kamu itu punya otak seperti apa. Jadi Vano di wawancarai untuk pencitraan nama kampus ini," kekeh Raka dengan menunjukkan arah banyak orang yang berkumpul.

Sehingga Alana mengikuti yang di tunjuk Raka. "Yaudah kalau gitu aku ke sana dulu."

Raka menagnguk. Lalu Alana menghampiri orang-orang yang berkumpul tersebut, sehingga ia menunggu setelah beberapa orang telah berpergian dari kurumunan itu.

Vano melihat Alana, sehingga ia permisi pada teman-temannya untuk menghampiri gadis itu.

Alana mengembangkan senyumnya, jantungnya berdebar. Ia tidak tau kenapa tiba-tiba ia sangat gugup melihat senyuman Vano yang di berikan padanya.

"Hai Ana ku," sapa Vano dengan senyumannya.

Alana membalasnya dengan tersenyum juga, sehingga ia memberikan buket bunga yang tadi di bawanya. "happy graduation. Kamu hebat," ucap Alana. Entah kenapa ia merasa gugup di depan Vano, padahal biasanya juga tidak seperti ini.

Vano mengambilnya dan mendekati Alana. "happy graduation juga Ana," balasnya.

"Kamu sama siapa?" tanya Vano.

"Sendiri."

"Mama kamu mana?"

"Hmm, mama masih kerja. Katanya kalau dia sempat nanti dia datang," balasnya.

Vano mengangguk, dengan kebetulan juga seorang wanita cantik muncul dari belakang Vano. "Halo Tante Ratna," sapa Alana. Ratna adalah Tante Vano, adik dari mamanya. Saat ini orang tua Vano sedang tidak bisa mengikuti acara wisuda, karena mamanya sedang melakukan pengobatan di Amerika. Jadi Tante Ratna yang mewakilinya.

"Hai Alana, wah sepasang kekasih akhirnya hari ini lulus," ucap Ratna dengan mengembangkan senyumnya.

Alana hanya senyum-senyum, meskipun hatinya sedikit gusar tapi kehadiran Vano dan juga Tante Ratna sudah membuatnya bahagia.

"Nanti malam kita harus merayakan kebahagiaan ini, pokoknya jangan ada yang terlewat kan," ucap Ratna kesenangan.

"Kamu datang Ya nak?"

Alana melihat Vano, minta persetujuan. Sehingga Vano tersenyum dan mengangguk. Dengan itu Alana menagnguk dan membalas ajakan Tante Ratna, "Baik Tante."

***

"Selamat Anniversary Ana," ucap Vano.

Pipi Alana kini memerah seperti kepiting rebus. Setiap kata yang di lontarkan Vano membuat jantungnya berdetak kencang, entahlah ia sangat berlebihan, padahal mereka sudah biasa seperti ini. Tapi malam ini rasanya sangat berbeda, mungkin sedikit beban mereka berkurang.

Vano mengeluarkan sesuatu dari bawah meja lalu memberikan paparbeg pada Alana. "Untuk kamu."

"Apa ini?"

"Buka aja. Aku harap kamu suka."

"Kamu berlebihan Van, semuanya kamu kasih ke aku. Bisa-bisa perusahaan papa kamu bangkrut karena kamu kasih barang-barang sama aku," ucap Alana dengan melihat paperbag itu, ia yakin kalau Vano memberikannya barang yang berharga. Memang seperti ini lah mereka, jika merayakan hari Anniversary maka mereka akan bertukar an kado.

"Tidak ada yang berharga selain kamu," balas Vano dengan santai.

Beda halnya dengan Alana, jantungnya sudah pergi kemana-mana. Bahkan ini bukan pertama kalinya Vano mengatakan seperti itu, tapi tetap saja ia merasakan ada getaran cinta pada saat pandangan pertama.

Alana berusaha tidak baper, sehingga ia mengeluarkan isi dalam paperbag yang di berikan Vano. Lalu Alana membuka kotak tersebut, dan melihat isinya. Sungguh matanya sangat berbinar, ini kalung yang sedari dulu ingin di milikinya, dan malam ini Vano memberikannya. Kalung yang berliontin hati kecil dengan tali yang sangat tipis, di tengah hati itu ada ukiran huruf, dan yang membuat Alana semakin senang yaitu huruf inisial nama Vano.

"Van...." Alana melihat kekasihnya itu, sungguh ia tidak menyangka.

Vano berdiri dari duduknya, dan mengintari meja. Ia mengambil kalung tersebut, lalu berjalan ke belakang Alana. "Biar aku pasangkan," ucap Vano.

"Van, kamu berlebihan. Ini kalung pasti mahal."

Vano mulai memasangkan kalung tersebut, dan mengaitkan satu sama lain. "Bagiku ini tidak ada harganya Ana, jadi kamu gak usah takut kalau perusahaan papa aku bangkrut karena hanya membeli kalung ini," ucap Vano masih berdiri di belakangnya.

Sehingga Alana memegang hati kalung tersebut, sungguh ia sangat senang. Rasanya seperti mimpi, satu persatu mimpinya di wujudkan oleh Vano.

"Alana," panggil Vano.

Sehingga Alana mendongkakkan kepalanya menoleh ke arah Vano. "Aku mau, kita nikah."