*Present : Jakarta*
Jakarta yang sangat panas ditambah suara knalpot dengan baunya yang semerbak. Ditambah dengan alunan suara-suara kendaraan sekitar seperti kicauan burung yang merdu. Membuat kita yang tinggal di Jakarta rasanya pengen emosi. Tapi harus bersabar karena kalau pagi hari tidak macet itu bukan Jakarta namanya. Walaupun tidak macet ya… udah seperti balapan yang ada TV tinggal tunggu ditilang aja ama polisi. Huh, sungguh merepotkan rasanya.
“Hira bisa cepet gak sih? panas banget tau. AC di mobil udah dinyalain, kipas angin punya gue udah. Tapi kenapa panas banget sih.” kata Naomi ke Hira yang berusaha fokus nyetir.
“Ya lo tau sendiri kan. Jakarta kayak gimana. Gue bawa mobil lo aja tetep aja panas. Belum lagi otak gue yang berusaha mikir agar ini mobil tidak lecet. Sekaligus cari jalan pintas.” Kata Hira berusaha menahan sabarnya.
“Ya sih tapi… arrghh.” Teriak Naomi.
Hira yang ada disebelahnya langsung kaget dan bertanya, “Lo napa dah? Kayak orang lagi kesurupan aja.”
“Ya gue kesurupan… kesurupan panasnya Jakarta. Apalagi, duh… lihat ini bedak gue luntur lagi. Padahal hari ini gue mau menyatakan perasaan gue ke Arya.” Kata Naomi keceplosan sembari ngaca di ponselnya.
“HAH? Seriusan? Lo mau nembak Arya?” tanya Hira penasaran kepada temannya satu ini.
“Ya iyalah. Lagian gue ama Arya udah temenan dari kecil.” Jawab Naomi tanpa sadar dan malah asyik make up-an di mobil. Hira yang mendengar jawaban Naomi langsung bersabar dan kembali fokus nyetirnya.
“Ampunilah temen satu ini, Ya Tuhan.” Ucap Hira dalam hati.
Hira merupakan anak dari SMA Persada Internasional, Jakarta. Kehidupannya bisa dibilang cukup berantakan dan hampir seperti adrenalin.
Tidak percaya? Ini buktinya:
Pertama, dia pernah hampir membakar satu sekolah akibat cairan kimia yang tidak sengaja dia tumpahkan saat pelajaran Kimia di laboratorium sekolah dan dapat hukuman nyapu disekolah selama 10 bulan. Kedua, dia pernah sekali melakukan tindak kejahatan yang memungkin dirinya hampir masuk dipenjara. Tapi berkat orang dalam, ya tidak jadi. Sayangnya dia tetap kena hukuman dari kedua orang tuanya, meskipun mereka berada di luar negeri. Ketiga, ini hampir banget dia mau di DO. Itu gara-gara mantannya ngajak tawuran sama dirinya saat dia menolak untuk balikkan.
Sunggu luar biasa bukan. Pengalaman sekolah yang benar-benar tidak bisa dijelaskan pakai kata-kata. Maka tidak heran jika Hira Erika Yvonne ini dapat julukan Ratu Preman. Baik di sekolah maupun di luar sekolah. Soalnya banyak saksi mengatakan bahwa Hira kalau tawuran atau berkelahi sama musuhnya sudah seperti preman pasar. Kecuali, nagih utang sama adik kelas. Itu tidak berlaku baginya.
Tidak hanya itu saja, masih ada lagi. Hira, juga disukai oleh banyak cowok. Salah satunya kepala sekolahnya sendiri yaitu Audry Van Helsing. Orang yang sangat terkenal ramah, baik, populer, dan hampir mirip seperti orang korea. Buktinya sampai punya fanbasenya sendiri. Tapi sayangnya satu Audrey hanya suka dengan satu orang yaitu Hira Erika Yvonne. Murid sekolahnya sendiri. Sayangnya lagi … Hiranya tidak tertarik. Apalagi soal pacaran. Makanya kalau ada yang nanya Hira udah punya pacar atau mengenai soal pacaran atau diperlihatkan orang pacaran. Dia pasti akan diam dan berusaha sabar atau mencari topik lain. Jika tidak ada ya udah dia dengerin musik saja.
“Nah gini dong. Lancar jaya.” Kata Naomi dengan wajahnya yang senang.
“Ya iyalah. Gue kan muter otak biar terhindari macet.” Kata Hira yang asyik nyetir mobil.
“Nah gitu baru temen gue. Tak sia-sia lo jadi supir gue. Hehehe…” tawa Naomi.
“Sialan lo. Sebagai gantinya lo harus traktirin gue seblak nanti di Bu Wukijah pas jam istirahat nanti.” Balas Hira.
“Siap bosku. Sebelumnya gue minta doain ya biar gue lancar nembak cinta gue ke Arya.” Kata Naomi ke Hira dengan tatapan mata anak kecil.
Hira yang melihat Naomi seperti itu langsung mengatakan, “ O… Oke deh. Gue doain biar lancar kayak jalanan ini.”
“Yeeeeaaaahhhh… Akhirnya Hira bisa seperti ini juga.” Teriak Naomi. Hira berusaha sabar terhadap temannya satu ini. Mungkin kalau bukan temannya sudah dibuang sepertinya dijalan. Tapi sayang sekali dia hanya numpang mobilnya Naomi.
“Emang biasanya gue kayak gimana?” tanya Hira penasaran.
“Kalau menurut gue ya. Menurut gue… lo itu orangnya judes, dingin, dan super duper males banget apalagi soal pacaran. Bener gak? Apalagi ini soal lo ama Pak Audrey dan mantan lo itu.” jawab Naomi dengan ekspresi sedikit kesal.
“Ya kalau itu gue juga gak tau sih. Setiap kali ada cowok yang deketin gue pasti ada itu orang. Pasti gak mungkin tidak. Berasa kayak diteror mulu.” Kata Hira yang juga sama kesalnya dengan kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini.
“Betul juga sih. Lo lagi pdkt ama Wisnu, itu orang datang. Lo pdkt dan hampir mau pacaran sama ketua tim basket aja dia dateng, gitu terus sampe gue mau lapor polisi pun ya… gak ada hasilnya. Apalagi ini, udah deh gue gak tau harus gimana lagi.” Kata Naomi.
“Justru itu makanya gue males pacaran Naomi. Bayangkan aja kalau gue pacaran sampe udah nikah atau sampe berkeluarga lah terus itu orang nongol dan bilang balikan, kan rasanya pengen nabok kan. Gue heran deh itu orang kenapa sih?” tanya Hira seorang diri.
“Gue juga gak tau sih, Hira. Tapi kata Gracia ya. Katanya ini ya, kalau gak salah sih dia pernah bilang kalau mantanlo itu mantau lo terus lewat dukun-dukun gitu. Hal-hal mistis gitu. Gue gak paham sih tapi ya… bisa jadi sih. Buktinya aja lo tiap dideketin cowok pasti beberapa minggu, bulan, atau tahun pasti itu orang nongol kan. Kayak tamu gak diundang.” Jelas Naomi.
“Ya juga sih. Pantes aja semalam gue ngerasa ada yang liatin gue di pojok kamar. Gue mikir sih itu Mbak Sukiyem. Tapi, kayaknya gak mungkin deh.” Kata Hira yakin.
“Yakin itu Mbak Sukiyem? Keliatannya sih bukan. Orang gue nginep dirumah lo aja juga ngerasa gitu. Apalagi si Barma pas ke toilet aja liat penampakan genderuwo aja teriak kagak jelas. Inget gak?” tanya Naomi ke Hira untuk mengingat kembali kejadian dimana teman-temannya Hira menginap dirumahnya dalam rangka liburan sekolah.
“Oh ya… ya gue inget banget. Sampe Mbak Sukiyem nemu benda putih aneh yang isinya itu gak jelas gitu dan baunya itu gak enak dikamar mandi itu.” sahutnya saat teringat kejadian dimana Mbak Sukiyem, asissten rumahnya Hira menemukan kain putih diikat dan isinya tidak jelas.
“Bisa jadi dia mau peletin lo lagi kayak waktu SMP itu.” kata Naomi dengan sangat sangat yakin sekali. Karena dia tahu bahwa Hira ini sedang diincer oleh mantannya untuk balikan dan dimanfaatin begitu saja demi kesenangan pribadi.
“Udahlah. Gue males… apalagi bahas dia. Kagak ada habisnya.” Kata Hira jengkel.
Naomi hanya tertawa kecil dan bertanya sedikit mengenai hubungan dia dan Pak Audrey. Hira otomatis marah dan itu berhasil membuat Naomi tertawa keras. Sebab, Naomi tau kalau Hira itu sangat jengkel ada orang yang nanyai soal percintaan ke dia.
Saking asyiknya ngobrol mobil mereka berhasil keluar dari kemacetan tersebut dengan aman. Cuman sayangnya satu, sebelum keluar Hira melihat ada beberapa orang yang tergeletak dijalan dengan keadaan yang sangat mengenaskan dan sudah dipastikan tidak bernyawa. Ditambah lagi dia juga melihat sosok manusia yang berdiri diantara para polisi dengan wajah tersenyum licik dan saat Hira serong ke kanan sedikit karena arahan polisi. Sosok itu sudah tidaka ada dikerumunan tersebut.
“Mungkin perasaan gue aja kali ya.” ucapnya dalam hati dan fokus menyetir.
Tapi Hira yakin sekali. Bahwa apa yang dia lihat itu nyata/real. Mungkin ini adalah efek ilusi atau dia sedang capek makanya bisa mempengaruhi pikirannya yang menghadirkan sosok misterius tersebut.
“Lo napa Hir? Kayak abis liat hantu aja.” Tanya Naomi penasaran.
Untuk memastikan Naomi lihat sosok misterius atau tidak. Hira bertanya, “ Tadi lo liat hal-hal ganjil gak? Kayak bayangan gitu. Soalnya gue liat ada bayangan cowok dan wajahnya pucat. Juga penampilannya kayak kerajaan gitu. Lo lihat gak barusan tadi?”
“Maksud lo yang kecelakaan tadi?” tanya Naomi Balik.
“Iya. Lo lihat sosok itu gak yang barusan gue bilang tadi? Sosok cowok tinggi, pucat, berpakaian kerajaan gitu. Lo liat gak?” tanya Hira ke Naomi utnuk memastikan bahwa apa yang dilihat dia itu salah hanya sebuah ilusi belaka saja.
“Kagak tuh. Gue kagak liat sosok yang lo maksud. Gue cuman liat kecelakaan tadi. Jujur sih, gue merinding melihatnya. Gak kebayang sih itu nasib keluarganya.” Jawab Naomi sambil ketakutan sangat setelah melihat beberapa mayat dijalanan tadi.
Hira yang mendengar langsung jawaban Naomi langsung kaget dan bertanya lagi kepada Naomi apa yang diucapkannya itu bohong atau tidak. Ternyata jawabannya Naomi,” ya eh lah gak Hira. Mana mungkin gue lihat sosok yang lo bilang. Mungkin itu efek lo lama sendirian paling. Makanya lo jadi gini.”
Hira hanya terdiam dan berpikir bahwa apa yang dia lihat barusan hanya bohongan atau efek capek, stress, dan bisa jadi hanya ilusi. “Semoga aja yang gue lihat itu bohongan.” Ucap Hira dalam hati dan beruasaha berpikir positif.
Padahal sebelumnya, saat Hira melihat sosok tersebut. Cowok yang berbadan tinggi, pucat, dan matanya merah. Itu adalah salah satu anak buah Raymond Parish yang dulunya pernah ada di kehidupan Hira sebelumnya. Tapi, dia tidak mengetahui bahwa sosok tersebut akan menjadi mimpi buruk buat Hira
