JoyNovel

Mari Baca dan Kenali Dunia Baru

Buka APP
Menikahi Musuh Bebuyutan

Menikahi Musuh Bebuyutan

Penulis:Daya Deyana

Tamat

Pengantar
Dokter Viviana Ardila sebetulnya tidak mau dijodohkan. Kalau boleh memilih Dia akan tetap tertidur pulas karena sebelumnya Dia harus begadang, karena banyaknya pasien yang harus dioperasi malam sebelumnya secara darurat. Kalau saja bukan karena permintaan Ayah karena adiknya akan segera menikah, Dia takkan mau dijodohkan dengan seorang CEO, yang bahkan tidak dikenalnya. Viviana yang sering disebut Via itu merasa tak masalah dengan status lajangnya. Tapi ketika adat lagi-lagi berbicara, mau tak mau Via menerima kondisinya yang harus menikah, karena semua keluarga bersatu memaksanya menikah. Dia berusaha untuk tetap tenang menemui pria itu. Namun betapa kagetnya ia ketika mendapati sosok CEO yang dimaksud ayah, adalah teman masa kecil yang paling yang dia benci? Pria itu adalah Chandra wiriadinata, seseorang yang pernah memberinya trauma pada April mop. Dan kini pria itu yang akan menikahinya? Tidak tidak, takdir macam apa ini? Itu..... Tak akan terjadi.
Buka▼
Bab

Seorang pria tengah bekerja di meja kerjanya yang tepat berada dihadapan tempat tidurnya, Dia sedang berada di Penthouse miliknya dan sedang mengerjakan sisa tugasnya hari ini. Tiba-tiba Dia mendapat Pesan WA masuk yang ternyata adalah Tantenya. Chandra Agustin Wiriadinata. Pria tinggi semampai dengan rambut hitam lembat dengan wajah tampan tirusnya sedang memandang isi dari pesan itu dengan seksama. Dia tersenyum kecut menanggapi permintaan di pesan itu. "Emangnya tidak ada pembahasan yang lain apa selain perjodohan?" Pria itu mengusap hambar wajahnya.

Chandra segera merebahkan kepalanya pada punggung kursi beberapa saat. Smartphone yang Dia pegang tadi akhirnya terkunci di atas meja itu dan dia mengabaikannya. Pria berdagu tegas itu menutup mata, dan membukanya lagi. Dengan gerakan pelan Dia terduduk kembali, dan kembali mengambil alat komunikasi itu.

Chandra membuka kuncinya dan mencari sebuah foto di dokumen fotonya.

Wajah seorang Wanita di foto itu membuat kedua sudut bibirnya terangkat. Wanita berambut gelombang dengan perawakan wanita bali iru tampak bahagia tertawa bersama dalam pelukan Chandra. Gadis itu adalah kekasih yang tidak diketahui oleh sang Tante, Gisela Malika Wiriadinata. Padahal mereka begitu dekat, namun sudah dua tahun Ia merahasiakan hubungannya dari Gisela. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah asisten Gisela sendiri, Mona Karissa.

Chandra Agustin Wiriadinata adalah pewaris satu-satunya keluarga Wiriadinata. Orang tuanya sudah meninggal bersama kakeknya saat kecelakaan lalu lintas belasan tahun yang lalu. Hanya Chandra dan Tantenya Gisella yang masih hidup. Gisela Malika membesarkan keponakannya itu dengan sangat baik. Chandra menjadi pria yang tampan tangguh dan juga sangat mandiri. Tak heran karena Gisella sendiri tidak menikah dan hanya membesarkan keponakannya itu saja agar menjadi penerus dari Wiriadinata group.

Chandra mendesah. Sebetulnya mudah untuknya berbicara dengan Tantenya tentang masalah Mona. Namun, tidak mudah meluluhkan hati Gisella. Tak jarang penolakan selalu diberikan oleh sang tante, karena menurutnya Dia takut Chandra salah pilih wanita. Sebagai satu-satunya walinya, Chandra sangat menghormatinya. Dia pun menunggu waktu yang tepat agar bisa membujuk sang Tante menerima kekasihnya itu.

Dan, sudah beberapa hari juga Chandra tidak bertemu dengan Mona. Mona sedang ditugaskan ke luar negeri oleh Tantenya untuk sejumlah urusan bisnis karena Dia kaki tangan terpercaya Gisella.

Trrrrrtt...terrrrrrt...

Tiba-tiba teleponnya berbunyi dan bergetar. Rasa sebal membuatnya terhenyap. Nomor panggilan yang baru saja tertera di smartphone itu adalah milik Tantenya. "Ck! Tante ini.."panggilan itu benar-benar mengganggunya.

Namun...

Chandra tetap harus mengangkatnya. Gisela takkan berhenti menelponnya sampai Dia mengangkat teleponnya.

"Ya halo-”

"Chandra kenapa Kamu nggak jawab Tante?!" pekikan itu langsung terdengar dari balik telepon sana, memekakan telinga Chandra. "Tante…”

“Kamu mau Tante serangan asma lagi ni menunggu kepastikan dari Kamu?!” serunya lagi selalu beralasan. Satu tangan Chandra menggerakkan beberapa jari untuk menutup desktop komputernya. Setelah itu tangannya membuat ketukan-ketukan pada jari itu sehingga tantenya percaya Dia sedang sibuk di kantor. “Tanteku sayang, Aku lagi sibuk”

“Jangan beralasan Chandra sayang… Tante butuh jawaban kamu sekarang” pungkas Tante, tak sabaran.

“Jadi intinya?”

“Cepat pilih wanita yang profilnya tante kirimkan ke file kamu, dan lakukan pertemuan perjodohan besok. Kamu tidak boleh mengelak lagi!" Serunya.

'ya ampun nenek sihir ini'

"Tante aku kan belum selesai kerja, bisa nggak kita ngomongnya besok aja lagi" masih dengan gerakan jarinya yang cepat dia mengotak mengetik keyboard komputer itu. "Tante nggak akan berhenti sampai kamu bilang iya!" Memang, Wanita berumur lima puluh tahun itu takkan berhenti sampai orang yang dimintanya menyetujui keinginannya.

Mendesah karena mengulur waktu tak ada artinya, terpaksa Dia harus menyetujui permintaan yang telah tiga bulan ini Dia tolak. "Iya deh.. Tante”

“Ahhhh, Ponakanku tercintaaaa, sayaaaaaang bangget tante sama Kamu!”

Chandra menjauhkan Smartphone dari telinganya, karena dia benci mendengar kata-kata itu, enggak banget, umpatnya.

“Ada tiga wanita, kamu boleh-“

“Pilih siapapun menurut tante yang terbaik, besok akan kutemui" menolak satu lebih baik daripada tiga kan?

"Bener nih? Ini pilihan terakhir dan kamu wajib milih. " ulang Gisela memastikan.

"Terakhir atau enggak, akhirnya balik ke Chandra sendiri juga kan?"

"Chandra…”

‘Astaga, dari intonasinya, Tante pasti akan memulai ceramah rutinnya’

Dia kembali menjauhkan Smartphonenya. “Tantemu ini… punya penyakit asma dan gula. Coba kamu bayangkan bagaimana kalau almarhum Kakekmu dan orang tuamu ada di sini? Mereka pasti juga akan memaksamu seperti ini. Ini tanggung jawab moral Tante sama kamu agar kamu segera menikah memiliki keturunan dan tante bisa merasa tenang" Chandra memijat-mijat keningnya, menghentikan kegiatan mengetik keyboard yang acak-acakan itu. "Iya Tante Iya... Kalau gitu Candra tutup teleponnya ya?" Hidungnya kembang kempis karena Tante pasti tertawa cekikikan diujung telpon sana

tanpa terdengar

.

"Oke... Besok Tante sudah tetapkan tempatnya di hotel Raffles Jakarta Selatan. Jam 5 sore bertemu dengannya, wanita ini adalah wanita terbaik dari dua lainnya" sahut sang Tante.

"Iya" jawaban Iya untuk lebih meyakinkan tentangnya bahwa dia akan menutup telponnya.

Tut!

Telpon pemaksaan perjodohan itu akhirnya selesai juga.

Chandra merebah paksa kepalanya kembali pada kursi kerjanya. Kenyataannya, hubungannya dengan Mona akan sulit. Dia juga tetap harus meyakinkan Mona bahwa hanya dialah wanita yang dia cintai selama ini.

Dan, besok Chandra akan menolak dengan tegas gadis dipilih tante sebagai calon istrinya. Dia akan membuat gadis itu tak mau menerimanya, dan menggagalkan pertunangan ini. Chandra membuka kembali Smartphonenya, dan melihat fotonya bersama Mona. “Gada yang bakal misahin kita Mon, Aku udah teramat jatuh cinta sama kamu…"

***