Ruangan begitu ramai setelah kelulusan diumumkan, seluruh kelas XII ramai menceritakan keinginan mereka untuk melanjutkan ke Universitas yang mereka banggakan masing-masing.
Berbeda dengan Kayla yang masih tetap diam di bangku setelah menerima amplop kelulusan. Ia bingung antara keinginannya yang berbeda dengan keinginan orang tuanya.
"La.. kenapa?" Tanya Alika. Sahabatnya, mereka berteman sejak smp.
"Nggak papa Al..." jawabnya dengan wajah sedikit murung.
"Kamu mau kuliah dimana La?" Kayla pun hanya menggelengkan kepala.
"Kamu nggak pengen kuliah La?"
"Aku hanya ingin mesantren Al, ngafalin Qur'an. Hanya itu impianku." Jawab Kayla sekejap menutup matanya.
"Lah terus, udah bilang sama ortu?" Sambil menatap Kayla yang tertunduk.
"Mereka nggak ngizinin. Mereka ingin aku kuliah dan mesantren tapi tidak dengan menghafal al-Qur'an. Mereka ingin aku ngaji madrasah diniyah saja dan fokus kuliah. Kalau kamu sendiri? Kayla tanya balik sahabatnya.
"Aku sebenarnya pengen kuliah, tapi tahukan kamu orangtuaku. Dengan latar belakang keterbatasan, otak pun biasa-biasa aja. Tapi Alhamdulillah mereka mengizinkan aku untuk tetap menimba ilmu dipesantren ini, itu udah lebih dari cukup bagiku." Kayla menatap haru sahabatnya.
***
Dengan terpaksa Kayla menuruti keinginan kedua orang tuanya untuk kuliah dan mesantren. Kayla di daftarkan melaului jalur UMPTKIN oleh Ardian kakak sepupunya.
"Kakak udah daftarin, kamu mau ambil jurusan apa?" Tanya kakak sepupunya.
"Terserah mama aja deh kak, takutnya nanti malah gak boleh kalau kayla milih sendiri" gerutu kayla.
"Adek ini pasrah amat.." kata Ardian sambil mengerutkan keningnya.
"Ada dua pilihan yang harus diambil jurusannya mending satu pilihan mama yang kedua pilihan kayla. Iya ngga bi?" Tanya Ardian pada mama Kayla. Mama Kayla hanya tersenyum dan menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Tuh kan La, bini juga setuju kan?" Tanya Ardian memastikan.
"Iya deh terserah, yang penting Kayla kuliah dan mesantren." Ujar mama Kayla. Ardian hanya manggut-manggut sambil melirik ke arah Kayla.
Satu bulan kemudian ujian masuk perguruan tinggi pun dilaksanakan.
Kebetulan tes Ujian masuk ini bertepatan di bulan suci Ramadhan. Dengan menjalankan puasa sebagaimana kewajiban orang Islam iya harus tetap puasa meski perjalan Ciamis-Purwokerto cukup melelahkan.
Kayla sedikit cemas. Dan berdoa dalam hati "ya Alloh, jika ini yang terbaik yang Engkau gariskan untukku permudahlah hamba untuk menjalankaanya."
"Kayaknya ada yang tegang nih menghadapi ujian." Sindir Ardian.
"Hm.. doain ya kak" pinta Kayla.
Ujian pun berlangsung dengan hidmat. Tanda bel selesai telah dibunyikan.
"Gimana La, ujiannya?" Tanya Ardian.
"Alhamdulillah kak, tapi yang soal IPS kayla bener-bener ngasal kak, orang Kayla jurusannya IPA masa tes masuk kuliahnya IPS. Pasrah deh pokoknya."
"Optimis aja La, kakak yakin Kayla kan pintar. Pasti keterima". Ardian memastikan.
Kayla hanya tersenyum menanggapi kakak sepupunya.
"La, maaf ya kakak nggak bisa anter kamu pulang. Kakak harus mempersiapkan persyaratan KKN". ucap Ardian dengan rasa bersalah.
"Iya kak, gapapa. Makasih banyak bantuannya" meski sebenarnya kayla begitu khawatir karena belum pernah pergi jauh sendiri apalagi sampai ke luar kota. Jarak Ciamis-Purwokerto memakan waktu 5-6 jam naik BIS ia harus memberanikan diri.
"Ya udah, ma'assalamah ukhty.." ucap Ardian.
"Fii Amanillah... " jawab Kayla.
Ardian tersenyum dan menganggukan kepala.
Kayla langsung bergegas ke halte menanti angkot menuju terminal.
Setiba di terminal Kayla langsung menghampiri Bis jurusan BANJAR-CIAMIS-TASIK. Kebetulan Bis yang ia tumpangi akan segera berangkat dan hanya tersisa dua kursi kosong. Ia memilih satu kursi kosong yang sampingnya diduduki perempuan.
"Kemana mbak?" Tanya orang yang disampingya.
"Ciamis mbak. Mbak dari mana dan mau kemana?" Tanya Kayla dengan menatap halus orang disampingnya.
"Aku habis tes masuk kuliah, ni mau pulang. Sama ke Ciamis juga".
"Sama aku juga habis ujian, kenalan mbak, aku Kayla"
"Aku Ana. Dia juga sama habis tes, sambil menunjuk ke arah kursi sebrang. Dia temenku kenalkan".
"Arif..."
"Kayla" sambil menangkupkan kedua tangan masing-masing.
Mereka saling diam dikursi masing-masing, tiba-tiba datang pengamen tang tak diundang. Bernyanyi dengan suara seadanya. Setelah itu menengadahkan tangannya tanpa permisi kepada setiap penumpang.
"Pengamen itu sangat mencurigakan" bisik Ana. Kayla pun hanya tersenyum menanggapinya.
"Neng mau kemana?" Basa basi pengamen.
Ana selalu menjawab apa yang ditanyakan, pertanyaan nggak penting. Mereka pun sedikit curiga pada pengamen itu, karena yang satunya selalu melihat ke arah tas dan hp yang kami bawa.
Pengamen itu berjumlah dua orang, mereka semakin mencurigakan semakin mendekat ke arah Ana dan Kayla. Sampai minta nomor hp dan sebagainya. Kayla merasa risih, ia mengajak Ana untuk pindah kursi yang kebetulan sudah banyak penumpang yang turun.
Tiba-tiba pengamen itu terus mengikuti mereka. Arif menatap heran pengamen itu mencoba bertanya untuk mengalihkan pembicaraan yang tak penting yang mereka tannyakan pada Ana dan Kayla.
Sejenak salah satu pengamen langsung ke arah Ana lagi dan bertanya "neng boleh liat hpnya?" Dengan tatapan yang mencurigakan.
Akhirnya Kayla memberhentikan BIS tersebut. "Kiri pak..." Dengan menatap Ana dan Arif dan menganggukan kepala. Seketika Ana dan Arif mengikutinya. Seolah-olah tahu maksud Kayla.
***
"Semoga segera dapat BIS lagi" gerutu Kayla.
"Iya. Aneh banget tadi pengamen, kok bisa yah kaya gitu". Ucap Ana.
"Pengamen sama preman nggak beda jauh tampangnya". Sela Arif.
Tak lama kemudian datang Bis sesuai jurusan yang mereka tunggu-tunggu.
Kayla mengehela nafas lega. Dan duduk bersama Ana. Di kursi sebrang Arif yang kebetulan duduk dengan ibu-ibu.
Bis berhenti dipersimpangan, terdengar suara pengamen masuk. Ana langsung mencari sumber suara itu. "Aih.. ternyata pengamen yang tadi lagi La, ya udah kita turun aja lagi yu" ajak Ana.
Tanpa memberi jawaban Kayla langsung berdiri dan menarik tangan Ana. Begitu juga Arif langsung mengikuti mereka.
"Kiri pak..." Ucap Kayla.
"Loh, baru aja naek katanya mau ke Ciamis. Masih jauh lah". Kata kenek dalam Bis.
"Ngga papa, pak. Kita turun sini aja". Sambil mengasih uang Arif kemudian segera turun bersama Kayla dan Ana.
"Dasar.. aneh mereka". Ucap kenek itu sambil mengernyitkan keningnya.
Ketika mereka bertiga berjalan mencari tempat aman untuk menunggu BIS selanjutnya. Tiba-tiba dari belakang ada dua pengamen yang mengikutinya.
"Hei, kalian mau lari kemana?"
Kata salah satu pengamen itu.
Mereka serempak nengok kebelakang.
"Larii..." Ana menjerit.. kemudian mereka bertiga lari ketempat ramai dimana disana banyak orang-orang berkumpul.
Ketiganya berlari secepat mungkin dengan nafas tersengal-sengal mereka mencari tempat yang dirasa aman dari para pengamen yang mengejar mereka. Tapi tiba-tiba kaki Ana tersandung, tali sepatu Ana nyangkut di salah satu akar pohon yang menjulang. Para pengamen yang mengejar mereka semakin mendekat.
"Hei, mau lari kemana lagi kalian nak?" Ucap salah satu pengamen diikuti tawaan terbahak-bahak pengamen satunya.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa... mamaaaaaa." Jerit Ana, seketika Kayla dan Arif menengok kebelakang. Ternyata kaki Ana di cengkram oleh salah satu pengamen
