"Farah, jaga diri kamu baik-baik yaa" ucap lelaki ini masih dengan nafas tenang tanpa ketakutan sedikitpun.
Pemandangan dihadapannya begitu mngerikan, ditambah kegelapan malam itu yang semakin mencekam. Keluarga ini diujung kematian.
Anna, menarik nafasnya. Berusaha tidak menunjukan wajah takutnya bahkan kepanikannya. Semuamya dilakukan kedua orang ini, agar seorang anak gadis dikursi belakang tidak ikut panik. Mereka harus kuat. Dan menuju kematian dengan wajah tersenyum.
Gadis ini bukan baru berusia lima atau sepuluh tahun. Gadis ini, sudah berusia lima belas tahun. Tepat fihari pernikahn teman dekatnya sendiri, Richard dan keluarganya mendapat kesialan.
Hari yang begitu bahagia bagi orang lain, justru menjadi hari dan awal yang menyedihkan bagi kehidupan orang lain.
Farah masih duduk menangis dikursi belakang mobil itu. Sabuk pengaman masih terpasang dibadannya. Ia masih belum rela dan tidak ingin melompat keluar dari mobil. Meninggalkan kedua orangtuanya. Ia tidak bisa hidup sendirian. Dirinya sayang ayah bahlan Bundanya.
Bagaimana bisa hidupnya ia jalani tanpa kehadiran orangtuanya lagi?
"Cepat keluar Nak!" Perintah Richard sekali lagi.
Suara desakan ayahnya dihiraukannya. Masih dengan tangisan yang dalam dan begitu menyesakan, Farah gadis itu masih duduk tenang didalam mobil. Mobil itu tidak bergerak sedikitpun. Suasana saat itu juga begitu hening. Jalan yang sepi ditambah suara malam itu yang juga hening membuat keluarga ini tidak bisa berbuat apa-apa.
Malam itu, bunda menatap langit yang penuh dengan bintang-bintang dan langit malam yang cerah menceritakan pada Farah cerita Moana si gadis kuat yang berani mengarungi lautan luas yang begitu sepi, tenang, dan bahkan menakutkan. Namun, gadis itu percaya bahwa didalam ketakutan pasti ada jalan menuju kebahagiaan yang lebih baik. Masa depan yang baik.
"Bunda harap, kamu hidup seperti Moana. Bukan pergi mengarungi lautan. Namun, hidup dan bertumbuh menjadi gadis yang kuat, dan baik hati. Ini sudah takdir Tuhan. Apapun yang terjadi selanjutnya jangan menjadi orang yang selalu menyimpan dendam." Ucap bunda Anna tanpa memandang anaknya.
Matanya lurus memandang langit malam itu yang teduh dan penuh akan bintang-bintang.
Wanita ini ketakutan, namun sama sekali tidak diperlihatkannya.
Farah, sama sekali tidak bisa berhenti menangis. Gadis ini masih ketakutan dan tidak akan rela ditinggalkan seperti ini oleh kedua orang dihadapannya ini.
Waanita dan anak ini masih frustasi tentang kehidupan ini begitu juga Lelaki dikemudi itu. Kekayaannya lenyap hanya dalam waktu semalam.
Semua hartanya lenyap. Habis tidak tersisa. Bagaimana kehidupan anak gadisnya kelak, ia juga tidak bisa berpikir lagi. Pikirannya lagi-lagi menjadi pusing dan lelaki ini frustasi berat.
Nasib sial apa ini yang menimpa keluarganya. Ia baik pada orang, tidak pernah berbuat curang dalam bisnis dan selalu mengamalkan setiap kekayaannya pada anam Yatim. Kaum guava.
Dalam hatinya, lelaki ini mengutuki Tuhan. Mengapa kesialan ini menimpa keluarganya. Mengapa bukan orang lain yang ada diposisinya.
Disamping itu, anaknya yang masih belum dewasa itu siap tidak siap harus belajar Mandiri dan mencari uang.
Ia terlalu banyak memikirkan anaknya hingga, tanpa sengaja emosinya meledak saat itu juga. Richard, memukul kemudi mobil itu.
Mobil itu sudab kehilangan keseimbangannya.
"CEPAT KELUAR DARI MOBIL FARAH!" teriak Anna pada anak gadisnya itu.
Farah masih tidak ingin keluar. Matannya sembab. Benturan keras dikepalanya membuat kepalanya betdarah tadi. Namun, tidak membuat gadis ini kehilangan kesadarannya.
"FARAH QUEEN LEE! KELUAR!" Teriak Richard.
Untuk terakhir kalinya,
Menatao wajah ayah dan bundanya. Kemudian, Farah melepaskan egonya dan membuka cepat sabuk pengamannya. Dan membuka pintu mobil itu dengan cepat dan melompat keluar dari mobil itu.
Detik berikutnya, mobil itu sudah terguling bebas kejurang.
Mobil itu bagai mobil mainan anak-anak yang terguling-guling tidak beraturan membentur bebatuan dipinggiran jurang itu.
Dibawahnya, sudah terdapat tampungan air yang terlihat begitu gelap. Mobil itu terjun masuk kedalamnya. Memghilang, lenyap dan perlahan tenggelam bersama duka dan tangisan.
Farah, masih memeluk lututnya dan masih menangis.
Malam itu, kehidupannya sudab berubah. Ia bukan lagi akan menjadi gadis kaya, melimpah akan kekayaan dan hidup dengan banyak makanan enak. Namun, sejak malam itu ia akan harus memaksa dirinya menjadi wanita kuat. Wanita yamg sekuat Ayaj dan baik hati seperti bundanya, Anna.
Farah, menatap langit malam itu dengan mata sayunya. Wajah cantik bermakeupnya sudah tidak karuan. Rambut panjang miliknya juga sudah berantakan. Apapun yang terjadi selanjutnya, Ia hanya akan berharap pada Tuhan.
Bagaimana sekolah? Lingkungannya? Bahkan ia memikirkan bagaimana tubuh lemah ini dapat hidup sendirian mengarungi lika-likunya kehidupan.
Farah, masih menatap langit itu.
Diingatnya kata-kata terakhir bundanya.
Ia akam berusaha menjadi kuat, dan tegar. Ada atau tidak ada Ayah maupun Bunda. Ia harus terima.
Bagaimana bisa farah akan melanjutkan sekolahnya, apa yang akan dikatakannya pada teman-temanya?
Polisi sudah datang, gadis ini diselimuti dan dibawa ke rumab sakit.
Berita dikoran, berisi kecelakaan keluarga Lee.
Orang-orang membuat gosip yang aneh-aneh.
Bagaimana kelanjutan cerita farah, gadis berusia lima belas tahun ini?
Ia hidup dengan memegang teguh kata-kata bundanya.
"Tetaplah menjadi wanita kuat, juga baik hati"
Dan lambat laun, farah menjadi gadis yang seperti itu.
Selalu baik dan tersenyum ramah. Walau hidupnya sederhana dan tidak lagi mempunyai harta.
Namun, ada malam-malam dimana gadis ini menangis merutuki nasibnya yang harus hiduo tanpa Ayah dan bunda.
Melangkah sendirian, dan harus menghabiskan sisa hidup pun sendirian.
Begitulah, gadis ini harus hidup seperti itu. Walau masalah datang, ia tetaplah Farah si gadis kuat dan baik hati.