JoyNovel

Mari Baca dan Kenali Dunia Baru

Buka APP
Love J

Love J

Penulis:JosHie_DJW

Tamat

Pengantar
Jo, yang baru saja lulus kuliah dan harus mengikuti kedua orang tuanya untuk bekerja di luar negeri, tepatnya di negara Bagian Arab. Akankah Jo mampu beradaptasi dengan pekerjaan yang selama ini ia mimpikan. Lalu bagaimana kisah percintaan Jo, yang ternyata adalah kawan sejawat ayahnya... Akankah mereka berhasil bersatu meskipun Jad dipaksa menikah kontrak dengan wanita yang tak ia cintai.
Buka▼
Bab

Pagi yang cerah dengan senyuman lebar matahari yang akan memulai harinya dengan semangat menyinari bumi ini. Dengan gembiranya, sinar Sang pemberi kehidupan pun masuk ke dalam kamarku, memberikan kehangatan pagi ini. Aku masih berkutat dengan mimpi indah ku, dengan gaya tidur sembrono. Kaki ku berada di bantal, kepalaku tertutup selimut dan tak terasa air liurku pun juga ikut mengalir dari mulutku.

Dalam mimpiku, aku sedang bersama dengan lelaki tampan yang akan mengajakku menikah, dan dia akan mencium bibir tipis ku ini…daaannnn….. “tok….tok..tok…”, bunyi suara pintu kayu kamarku yang di ketuk oleh mamaku. Aku masih acuh dan masih asyik melanjutkan mimpiku.

Semakin lama semakin nyata ku dengar suara mamaku memanggil nama kecilku “deknyaaaaaaaaaaa……..banguuuuuunnnnnnn…..mau bangun jam berapa sih? Katanya liputan pagi, ini udah mau jam 6 masih aja belom bangun sih!” seru mama di samping tempat tidurku yang berukuran 140x180.

Ku terperanjat bangun, dan bergegas mengambil ponsel ku. Ku buka mataku perlahan namun pasti, untuk melihat waktu yang sebenarnya. “dih apaan sih mama, orang masih jam 5:15 sih, bilangnya udah jam 6 aja. Ish ….korupsi waktu nya banyak banget.” Gerutu ku pada mama

“ ya terus kalo mama bilang nya sekarang masih jam 5, belom tentu kamu akan bangun kan.” Balas mama

“ iya iyaaa….aku bangun nih, tuh..kan” aku bergegas bangun dari tempat tidur yang sungguh membuat ku enggan untuk beranjak dari nya. Kemudian aku mengambil handuk dan lekas ke kamar mandi

Tiga puluh menit kemudian, aku sudah siap. Tak perlu lama lama mandi di kamar mandi, yang penting semua suda segar, dari ujung rambut hingga kaki mungilku pun ikut merasakan kesegaran air pagi ini. Selanjutnya akupun segera melapor ke Sang Pencipta, Sang Hyang Widhi, Sang empunya Nafas kehidupan Allah. Kepada Nya lah aku mengadu, dan berucap syukur Alhamdulillah atas pekerjaan yang baru saja aku terima. Atas kesempatan yang telah di berikan oleh Nya, hingga aku bisa menemani kedua orang tuaku Dinas dan di tempatkan di luar negeri.

Terdengar suara dari ujung dapur sana, suara mamaku nan merdu selalu bersenandung memanggil namaku, untuk sarapan. Baginya aku adalah gadis kecil yang masih belum bisa melakukan apapun, yang masih polos, dan masih harus di beri tahu .

“deknyaaaaa……makan dulu sebelom berangkat…” jelas mamaku.

“ iyaaaaaaaaa” jawabku.

Ku langkahkan kaki mungilku ini kea rah dapur. Dan di sana sudah tercium aroma masakan khas mamaku, nasi goreng merah khas daerah lahir mama, yakni Malang, Jawa Timur. Dan di sana juga sudah ada ayahku yang sedang menyantap enak nya nasi goreng buatan mama.

“ kamu hari ini liputan kemana?” Tanya ayahku.

“ semalem sih suruh ke kantor dulu sebentar, ambil name tag, sama laptop.” Jawabku

“ kantor buka nya jam berapa ?” Tanya nya kembali

“ yaa kalo kantor sih bagian HRD pagi, jam 8 juga udah ada orang. Emang kenapa yah?”

“ yaudah bareng aja, Cuma ambil itu saja kan? Belom di suruh liputan kemana mana?”

“ belom tau juga sih, di suruh tugasnya kemana, mungkin nanti pas sudah di kantor akan di beri tahu kemana akan bertugas. Emang kenapa sih yah?”

“ ya kalau belom di suruh kemana mana, daripada kamu gak jelas, mendingan kamu temenin ayah perkenalan di rumah sakit nanti .” pinta ayah

“ lhaaaa kan sama sama kerja di tempat yang baru, dih gimana sih, aku kan juga nanti mau ke kantor dulu, mendingan gini aja, ayah ke rumah sakit, aku ke kantor, nah nati baru aku kabarin gimana nya. Gimana oke kan…?”

“ yaudah kalau gitu, nanti kabarin gimana nya,”

Mulutku masih terus bekerja untuk menyantap lezatnya nasi goreng buatan mama. Nasi goreng merah yang terbuat dari racikan bawag merah, cabai merah dan cabai rawit merah, lalu di beri garam, penyedap rasa, kemudian diberi pelengkap telur dan sosis. Hmmmmm lezatossss….

Jujur saja walaupun sudah seminggu berada di Negara orang, tapi tidak membuat mama untuk melupakan masakan khas Indonesia, khususnya masakan khas Jawa Timur,Malang khas dari daerah mama dan ayah. Yaa memang sih, untuk membeli bumbu bumbu nya terbilang agak sedikit susah susah gampang di sini. Tapi gak memadamkan hasrat mama untuk selalu memasak masakan Indonesia.

Sudah hampir seminggu kami pindah ke Negara Kerajaan di Tepi Barat sungai Yordan. Negara ini berbatasan dengan Arab Saudi di timur dan tenggara, Irak di timur-laut, Suriah di utara dan Tepi Barat dan Israel di barat, berbagi kekuasaan atas Laut Mati. Satu-satunya pelabuhan Yordania adalah di ujung barat-daya, di Teluk Aqaba, yang sebagiannya juga dikuasai oleh Israel, Mesir, dan Arab Saudi. Lebih dari separuh Yordania diliputi oleh Gurun Arab. Tetapi, bagian barat Yordania berupa hutan dan lahan layak tanam. Yordania adalah bagian dari Bulan Sabit Subur. Ibu kota dan pusat pemerintahannya ada di kota Amman.

Ayah di minta oleh pihak rumah sakit di Yordania, untuk bekerja di Rumah sakit pemerintah. Dengan Alasan, karena kinerja Ayah dalam menangani beberapa kasus selalu terselesaikan dengan rapih. Maksudnya semua pasien yang di tangani oleh ayahku selalu berakhir dengan sembuh total. Alhamdulillah

Oleh Karena itu, pihak Rumah sakit di sini meminta ayahku untuk bekerja sampai waktu yang tidak di tentukan. Butuh waktu yang lama, sebelum ayahku memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Banyak pertimbangan yang harus di pikirkan, diantaranya harus berpisah sementara waktu dengan keluarga besar, kehidupan di Yordania bagaimana kelak, lalu tentang anak anak.

Akhirnya dengan perbincangan yang serius dan meminta pendapat dengan saudara sauadar dari ayah dan mama, akhirnya ayah memutuskan untuk mengambil pekerjaan ini. Dan tak lupa ayah juga memboyong mama,dan aku untuk menemani ayah di sana.

Kenapa aku yang di bawa, karena kedua kakak kakak perempuan ku sudah menikah dan memiliki kehidupan sendiri yang harus mereka utamakan. Sementara aku, masih bisa di bilang anak baru lulus kuliah, yang masih harus mencari banyak pengalaman bekerja, dan mencari banyak pengalaman hidup.

Di tambah aku memang gak bisa jauh dari masakan mama… hahahha takut mengurangi nilai gizi yang ada di dalam tubuhku. Bisa di bilang anak bungsu yang super duper manja sama mama. Sampe mau kemana mana maunya ikut sama mama.

***

Aku berangkat ke kantor di antar oleh ayahku. Ayah takut kalau aku nyasar , karena masih belum hafal dengan lokasi dan tempat kantor. Jarak antara kantor tempatku bekerja dengan Rumah sakit ayahku bekerja tidak terlalu jauh, hanya berjarak 3 KM.

Dan Tibalah aku di kantor surat Kabar bernama Al-Fajr. Ku turunkan kaki dari motor ,dan ku terdiam sejenak melihat bangunan kantor itu.

“ udah yah, nanti kalau bisa ke rumah sakit,” kata ayah yang membuyarkan lamunanku.

“ iya nanti aku telfon ayah.” Jawabku sambil tetap melihat bangunan

Ayahku pun melanjutkan perjalanan nya ke arah rumah sakit. Sementara aku masih tetap terdiam di diapn gedung yang menjulang tinggi. Bangunan yang menurutku yang unik, bagaikan kantor google, mewah dan unik dengan cat tembok berwarna hijau pastel di tambah dengan lukisan pada dindingnya yang sangat instagramable.

Ku beranikan diri melangkahkan kaki masuk ke dalam, yang disambut hangat dengan warna tembok pastel kuning, dan pastel biru. Membuat nyaman bagi para pekerja di sini.dan seperti nya kantor ini memang di bangun agar para pekerja tidak cepat stress dengan pekerjaannya.

Ketika mataku sedang berkeliling menikmati lukisan yang menarik pada setiap dindingnya, tiba tiba ada yang menyapaku dengan ramah.

“ selamat pagi , ada yang bisa saya bantu,” sapanya

“ assalammualaikum, saya Jo, yang kemarin melamar dari Indonesia.”

Gadis itu melihat penampilanku, celana panjang skinny,kaos dan tertutup oleh cardigan panjang, dan tentu saja hijab yang simple namun tetap bergaya sesuai dengan gaya tomboyku. Gadis itu bernama Hanna, setidaknya itu yang kulihat dari name tagnya. Dia kemudian mengangkat telfon dan tak lama kemudian menutup telfon nya dan memanggil namaku kembali.

“Joanita….mari ikuti saya.” Pintanya

Akupun mengikuti langkah kakinya. Menaiki tangga. Dan tibalah di lantai pertama. Hanna segera mempersilahkan ku untu masuk ke ruangan berukuran 4x5, dengan design yang sangat unik. Terdapat rak buku yang di temple di dinding, warna tembok merah pastel dan lampu yang terbuat dari kaleng.

Bahkan tempat duduknya terbuat dari drum minyak tanah yang besar, dna meja nya terbuat dari kayu kayu tempat untuk meletakkan telur yang akan di jual. Bisa di katakan sangat unik.

Tak begitu lama, datanglah seorang berperawakan tinggi ,kurus, umurnya sekitar 40 tahun, dan kulitnya begitu putih. Dia tampak gagah walaupun perawakannya sangat kurus. Ku lihat di name tag, namanya adalah Yusuf. Sangat sesuai dengan namanya Yusuf dengan perawakannya yang menurutku tampan.

“ nona Joanita…., saya Yusuf, saya adalah redaktur kamu, saat ini kamu berada di desk Ekonomi, bagian riil.”

Aku hanya mengangguk ,mengiyakan setiap perkataan dan penjelasan tentang job desk aku selama berada di bagian ekonomi riil. Mulai dari jadwal liputan, cara mengemas berita, interview dengan narasumber. Dan yang paling penting adalah harus banyak baca berita sebelumnya. Itu adalah KOENTJI OETAMA.

“ oiya kamu di panggilnya apa?” Tanya Yusuf

“ Jo….”

“ oke Jo, kamu hari ini saya rasa di kantor dulu ya, kamu pelajari dulu kemasan berita di Koran kita seperti apa, bahasanya seperti apa, terus kamu aku kasih tugas untuk interview dengan perusahaan pupuk yang akan bekerja sama dengan Negara Indonesia.

Cari tahu semua Informasi, kumpulkan semua data, termasuk dari penghasilan nya sebulan, per tri semester, per enam bulam, setahun lamanya. Lalu produk unggulan dari perusahaan tersebut apa, dan sudah mengalami ekspansi kemana saja, dan apakah ada rencana kembali untuk melakukan ekspansi.

Setelah mendapat arahan apa yang harus aku kerjakan di hari pertamaku bekerja di sini. Aku memutuskan unttuk mengirim pesan pada ayahku

“ ayah…aku hari ini langsung bekerja, ada arahan pekerjaan yang harus aku kerjakan dan harus aku selesaikan. Kalaupun aku harus ke rumah sakit, mungkin nanti tunggu sampai aku selesai bekerja.” Dan pesan terkirim ker nomor ponsel ayahku.

Yusuf pun mempersilahkan aku menempati meja kosong yang berada di sudut dekat dengan jendela. Bisa di katakana bahwa aku memiliki meja kerja sendiri, dengan bilik yag tak terlalu luas, namun bagiku sangat berarti . setelah itu, Yusuf mulai memperkenalkanku kepada para petinggi surat kabar disini, para redaktur, dan tak lupa sesame karyawan yang ada di sini

Selesai dengan perkenalan, Yusuf mempersilahkan ku untuk bekerja di bilik kecil nan mungil.

“kalau ada hal yang gak mengerti, kamu bisa simpan nomor ponsel ku, atau kalau lagi di kantor kamu bisa Tanya yang jelas ya…aku ada di sampingmu.

Ternyata, bilik ini seperti persegi yang dibagi empat, bilik pertama adaah milik redaktur ku Yusuf, bilik kedua milik teman satu desk ku ahmad,lalu bilik ketiga milik ku, dan bilik ke empat milik gwen. Bilik ini sengaja tidak di buat memanjang melainkan seperti lingkaran, tujuannya sih katanya agar terasa lebih kompak, dan lebih erat komunikasinya.

Aku memulai hari pertama bekerja ku dengan mencari informasi lengkap mengenai perusahaan pupuk, lalu data mengenai narasumber yang nanti akan ku ajak wawancara nanti. Dan isu apa yang paling baru tentang perusahaannya ini. Ada beberapa point yang aku catat dalam buku notes kecil ku sebagai kelak nanti akan ku pakai dalam bahan wawancaraku

Kuhabiskan waktu hari pertama ku bekerja dengan berkutat di depan layar laptop yang diberikan oleh kantor. Sejenak ku berpikir, mengenai laptop ini. Apakah boleh aku menggunakan laptop ku sendiri saja atau bagaimana. Lalu aku menanyakan nya pada Yusuf.

“ kak…nanti soal pengiriman berita, nanti lewat kamu dulu atau langsung aku kirim melalui intranet link kantor? Tanyaku

“ oh baiknya lewat aku dulu , nanti kan setiap minggu nanti aka nada rapat. Banyak pembahasan nanti kalo rapat, mulai dari agenda selama seminggu, lalu pengeditan berita, dan semuanya.”

“ terus soal laptop ini gimana? Kalau aku punya laptop sendiri, ku bawa buat kerja gak apa apa kan ?”

“ ya gak apa apa… aku juga pakai punya sendiri. Lagipula kan nati pengiriman berita kamu kirim ke email aku dulu. Aku lihat dulu dan aku edit. Sebenernya kamu juga bisa pake handphone kamu untuk mengirim berita. Intinya terserah dan bebas mau pake apa untuk kirim berita. Oiya di sini , paling minimal kamu kirim berita 5 untuk berita online, lalu 2 berita untuk surat kabar.”

“ ooookkkkkk………..” dalam hatiku berkata, ya Allah semoga aku bisa .

“ tapi untuk hari ini gak apa, kamu gak kirim berita dulu ya, kamu pelajari aja dulu semuanya. Baru besok kamu kirim berita. Bisa kan?”

“ Insya Allah bisa kak.” Jawabku dengan pasti

Menjelang sore hari, ponselku berdering, dan terlihat dari layar foto ayahku.

“ hallo…kenapa ?” tanyaku

“ kamu pulang jam berapa ?” jawab ayah

“ belom tau, emang ini udah jam berapa sih? Aku pun melirik jam dinding di kantor. Dan ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

“ yaudah jangan malem malem ya pulangnya, mau di jemput ga?”

“ mmmm boleh deh…. , nanti aku kabarin 30 menit kalo uudah diperbolehkan pulang.”

“ iya…”

Rupanya Yusuf mendengar pembicaraanku dengan ayahku.

“ siapa yang menelfon ?” Tanya Yusuf

“ eh….itu kak, ayah saya…”

“ uuuuuhhhh anak ayah toh. Hihihihih…..kenapa emangnya?”

“ gak apa apa kok kak, Cuma di tanyain aja pulangnya jam berapa?”

“ ooohhh kalo kamu di kantor ya minimal pulang dari kantor jam 9, tapi kalau kamu lagi di lapangan mah, bebas, mau pulang jam berapa. Yang penting kamu kirim berita seperti yang tadi udah aku kasih tauin ke kamu. Mmmmm untuk hari ini kamu pulang jam 9 ya….

“ aku langsung mengiyakan apa yang dikatakan yusuf.”

Langsung ku raih ponsel, dan mengetik pesan untuk ayahku yang menyatakan bahwa aku pulangnya pukul 9 malam.

**************

Bip…bipp….bippp….getar ponselku pada pukul 4 pagi membuatku terbangun dari indahnya mimpi. Ku lihat layar ponsel, ada beberapa pesan yang belum terbaca. Ku coba lihat pesan pesannya. Dan aku menemukan pesan yang belum terbaca dari Yusuf, redakturku. Dia mengirimkan sebuah jadwal acara di hotel buroq. Tertera dalam pesan, acara tersebut akan di mulai pagi ini, yakni pukul 10 pagi.

Ku cocokan kembali jadwal yang sudah ku susun untuk wawancara yang kemarin sudah di arahkan , ternyata pukul 2. Lalu aku bergegas bangun dengan sigap dari tempat tidur, dan kemudian bersiap siap berangkat.

Butuh 45 menit saja untuk ku mandi dan memilih pakaian apa yang harus ku pakai untuk hari ini. Ku cek kembali acara yang tadi di kirim, takut ada dress code yang harus di pakai. Tertulis dalam pengumuman acara tersebut, mengenakan baju formal.

Baiklah ku putuskan mengenakan midi dress batik berwarna putih dengan warna dasar putih dengan corak berwarna coklat lengan panjang ku padu padankan dengan celana legging, dan warna hijab yang berwarna coklat.

Lalu tak lupa juga ku masukkan laprop berikut chargernya, kabel charger ponsel pintarku, dompet, dan mukena travel ke dalam tas ransel. Setelah siap semua, ku bergegas ke arah ruang makan untuk sarapan.

“ widiiihhh tumben udah bangun, gak perlu pake di bangunin segala lagi,” ejek mama

“ tadi di WA in sama redaktur aku, pagi ini ada liputan di hotel buraq, jam 10 pagi.” Jawabku sambil mengambil piring.

“ acara apaan ?”

“ acara dari perusahaan coklat. Ayah mana ma ?”

“ tuh lagi mandi, kayaknya hari ini juga berangkat pagi, tadi di telfon sama pihak rumah sakit, katanya ada pasien yang mau di operasi apa ya.”

“ oh gitu….”

“ dek….kamu nanti bantuin ayah bawain donat donat ini ya ke rumah sakit.” Pinta ayahku

“ apaan?? Donat? Dih buat apaan donatnya ?”