JoyNovel

Mari Baca dan Kenali Dunia Baru

Buka APP
Kepincut Cinta Duda

Kepincut Cinta Duda

Penulis:Itskiki

Tamat

Pengantar
Alesha Devia Mumtaz, seorang gadis cantik lulusan terbaik di kotanya yang kemudian di pertemukan dengan seorang duda tampan yang merupakan bosnya sendiri di perusahaan tempatnya bekerja. Imam David Maulana, seorang duda tampan beranak satu yang memutuskan untuk menjadi single parent setelah kematian istri tercintanya. Namun, siapa sangka ia di pertemukan kembali dengan seorang gadis yang mampu menggoyahkan hati dan meruntuhkan benteng pertahanannya. Echa maukah kamu menjadi pendamping hidupku, menjadi ibu dari anak-anak ku? ~Imam David Maulana~ Maaf pak, tapi bolehkah saya meminta waktu untuk memikirkannya? Karena jujur ini terlalu cepat bagi saya. ~Alesha Devia Mumtaz~ Namun karena masa lalunya, membuat Echa sedikit ragu untuk kembali membuka hatinya untuk orang baru. Mampukah Imam meyakinkan keraguan Echa? Akankah mereka di persatukan dalam ikatan pernikahan dan hidup bahagia? Yuk di simak selengkapnya...
Buka▼
Bab

Pagi ini Alesha si gadis manis bermata sipit dengan bulu mata yang lentik itu di sibukkan dengan aktivitas paginya sebelum berangkat ke kantor. Ini adalah hari pertamanya untuk masuk kerja setelah melalui berbagai rangkaian tes sebagai suatu persyaratan untuk dapat diterima di perusahaan tersebut. Maulana grup adalah salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak di bidang properti.

Suatu kebanggaan tersendiri bagi Alesha bisa menjadi salah satu kandidat yang terpilih sebagai karyawan disana. Maka dari itu ia tidak ingin terlihat buruk pada kesan pertamanya masuk ke kantor hari ini. Ia memaksimalkan waktunya untuk mempersiapkan segala hal yang ia butuhkan.

"Bismillahirrohmanirrohim, selamat datang di dunia kerja Echa. Keep on spirit." batinnya sembari menatap gedung yang menjulang tinggi di depannya.

"Selamat pagi pak." ucapnya dengan tersenyum ramah pada satpam yang menjaga di pintu gerbang.

"Pagi mbak. Mbak baru yah disini?" tanya si satpam.

"Iya pak. Saya karyawan baru dan ini hari pertama saya masuk kerja pak." ucapnya dengan ramah.

"Oh gitu yah mbak. Semangat yah, yang kuat kerjanya. Soalnya dengar-dengar sih kalau pak bos yang baru itu galak mbak." ucap si satpam dengan memelankan suaranya karena takut ada yang mendengar obrolan mereka.

"Hustt, gak boleh ngomong gitu pak. Gak baik loh ngegibahin bos sendiri." ucapnya mengingatkan si satpam.

"Hehe iya mbak, maaf." ucap si satpam.

"Jangan minta maaf sama saya pak. Tapi sama si bos, kan yang bapak gibahin si bos bukan saya." ucapnya.

"Kalau begitu saya masuk dulu yah pak." pamit Echa.

"Iya mbak."

Kemudian Echa berlalu dan memasuki lift untuk naik ke lantai tiga di mana ia harus menemui HRD terlebih dahulu sebelum menuju ruangan di mana ia di tempatkan.

Tok.. Tok.. Tok..

"Masuk."ucap seseorang dari dalam ruangan.

"Pagi pak. Saya Alesha Devia Mumtaz, yang kemarin telah melakukan wawancara dan di beritahukan untuk menemui bapak pagi ini." ucapnya memperkenalkan diri.

"Pagi, ohiya sesuai dengan keterampilan dan latar pendidikan yang kamu miliki, kamu di tempatkan di bagian management proyek yang juga merupakan bagian dari divisi operasional, dan mari saya antarkan kamu menuju ke lantai 5." ucap kepala HRD yang bernama pak Roby.

Echa pun mengikuti langkah kaki pak Roby sampai ke lantai lima di mana ia akan di tempatkan.

***

"Selamat pagi semua." ucap pak Roby saat mereka sudah berada di divisi operasional.

"Pagi pak." ucap semua karyawan di divisi tersebut sembari menundukkan kepala.

"Hari ini kita kedatangan anggota baru di tim kalian, saya harap kalian bisa menciptakan kerja sama yang baik." ucap Pak Roby.

"Silahkan perkenalkan diri kamu Alesha." pintanya pada Echa.

"Hallo. Saya Alesha Devia Mumtaz, biasa di panggil Echa. Mohon bimbingannya karena saya masih baru disini." ucapnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

"Hallo Echa." sapa semua karyawan.

"Bu Dian saya harap ibu bisa membimbing Alesha sampai dia betul-betul paham dengan tugas dan tanggung jawabnya." ucap Pak Roby pada Bu Dian.

"Baik pak." balas Ibu Dian tak kalah ramahnya.

"Dan untuk kamu Alesha akan di bimbing langsung oleh ibu Dian selaku kepala divisi disini. Jadi jika ada yang belum kamu mengerti bisa kamu tanyakan pada beliau." ucap pak Roby pada Alesha.

"Baik pak. Terima kasih." ucap Echa sembari membungkukkan badannya.

"Okeh. Silahkan kembali bekerja." ucap Pak Roby, kemudian beranjak pergi dari ruangan tersebut.

"Echa silahkan duduk di sebelah Meli. Dan ini berkas-berkas yang harus kamu pelajari terlebih dahulu. Jika ada yang kurang di mengerti kamu bisa tanyakan pada saya atau rekan yang lainnya." titah Ibu Dian.

"Baik bu." ucapnya kemudian menuju ke meja yang bersebelahan dengan Meli.

"Eh Echa yah. Selamat bergabung dengan kami, aku Meliana Victoria. Tapi orang-orang biasa memanggil ku Mel atau Meli, tapi khusus untuk kamu panggil saja Mel." ucap Meli yang langsung menyalami Echa sembari tersenyum ramah. Yaps Meli termasuk orang yang cukup ramah terhadap orang baru. Ia bisa cepat akrab dengan orang lain karena ia memiliki karakter yang cukup cerewet namun baik. Dan sepertinya Echa dan Meli akan menjadi teman akrab.

"Iya Mel. Mohon bantuannya yah." ucap Echa.

"So pasti cha. Eh kayaknya aku manggil kamu Icha saja deh. Supaya makin akrab gitu hehe." ucap Meli.

"Senyamannya kamu saja Mel." ucap Echa sambil tersenyum.

"Baiklah. Sepertinya kita memang cocok." ucap Meli.

"Ya sudah lanjut kerja yuk. Nanti di marahi pak bos." lanjutnya di balas anggukan kepala oleh Echa.

Akhirnya tak ada lagi pembicaraan di antara keduanya, sampai tiba waktu untuk makan siang.

"Cha sudah selesai belum?" tanya Meli pada Echa.

"Sudah kok."

"Kalau gitu ke kantin yuk, laper nih." ajaknya pada Echa.

"Ayo. Aku juga sudah lapar" balasnya. Kemudian mereka berjalan menuju kantin yang berada di lantai tiga.

Sepanjang jalan menuju kantin, mereka tampak berbincang-bincang dan sesekali tertawa yang entah apa yang menjadi bahan tertawaannya. Mungkin seperti itulah jika kaum hawa bertemu dengan orang yang sefrekuensi dengannya, ada saja yang menjadi bahan perbincangannya. Entah itu sesuatu yang penting atau tidak, pasti selalu saja menarik untuk mereka bahas.

"Ehhh sudah sampai saja, hihi." ucap Meli saat mereka sudah berada di kantin. Bagaimana tidak mereka berjalan sambil bergosip, jadi wajar saja jika mereka tidak menyadari bahwa sudah sampai di tempat tujuan.

"Eh iya yah. Gak terasa, mungkin saking asyiknya ngegosip ya, heheh." ucap Echa sambil cekikikan.

"Iya, by the way kamu mau pesan apa biar sekalian aku pesankan di depan." ucap meli saat mereka sudah mendapat tempat yang nyaman untuk duduk.

"Soto ayam sama jus jeruk saja deh."

"Baiklah, aku ke depan dulu."

Sepeninggalan Meli, Echa tampak sibuk dengan smartphonenya. Membuka semua aplikasi sosial medianya dan tak sengaja melihat sebuah postingan yang membuat dadanya sedikit sesak. Yeah ia tak sengaja melihat postingan yang memperlihatkan di mana kekasihnya bersama dengan perempuan lain dengan posisi yang begitu dekat dan terlihat sangat mesra apalagi di lengkapi dengan caption yang sudah sangat jelas bahwa mereka memang memiliki hubungan yang spesial.

Sedikit cerita tentang hubungan antara Echa dan kekasihnya yang bernama Reno Abrizal, mereka berdua pertama kali di pertemukan tiga tahun lalu saat di acara seminar wirausaha yang diikuti oleh keduanya. Di mana saat itu sang kekasih sebagai pengisi materi dan Echa sebagai peserta teraktif yang mengajukan pertanyaan pada pemateri. Dan ternyata diam-diam Reno menaruh hati pada Echa dan mulai mencari tahu semua tentang wanita itu. Setelahnya lima bulan kemudian, akhirnya Reno mampu menaklukkan hati Echa yang ternyata belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun. Mulai saat itu, mereka resmi jadian sampai sekarang, namun sekitar delapan bulan yang lalu Reno yang ternyata seorang pengusaha harus ke luar negeri untuk mengurus bisnisnya yang sedang bermasalah. Alhasil mereka harus LDR di karenakan jarak dan waktu yang menghalangi mereka. Meskipun begitu sejauh ini hubungan mereka baik-baik saja karena komunikasi di antara keduanya masih terjalin dengan baik, belum lagi Reno yang setiap tiga bulan sekali pulang ke tanah air untuk sekedar mengunjungi Echa.

Namun, akhirnya Echa harus menelan kekecewaan ketika mendapati sang pujaan hati yang ternyata menduakannya. Terlihat dari postingan sang wanita penggoda itu, Reno tampak begitu bahagia. Ia memang pantas disebut sebagai wanita penggoda, bagaimana tidak sangat jelas dari caranya yang berpose menggoda. Bahkan ia pun sudah tahu hubungan antara Reno dan Echa, karena beberapa kali saat Reno ke Indonesia ia pun kerap ikut. Jika Echa bertanya mengenai kedekatan keduanya Reno pasti akan menjawab bahwa ia ingin lebih mengenal situasi di Indonesia. Meskipun selalu ada keganjalan yang di rasakan Echa, tapi ia tetap berusaha untuk bersikap positif dan percaya bahwa suatu saat nanti semua akan terjawab dengan sendirinya. Benar saja hari ini ia mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang selama ini ingin sekali ia tanyakan pada Reno.

Saking fokusnya tanpa Echa sadari ternyata Meli sedari tadi datang membawa nampan yang berisi pesanan mereka dan mendapati Echa melamun dengan mata yang berkaca-kaca.

"Cha kamu kenapa?" tanya Meli yang kemudian membuat Echa terkejut.

"Eh Mel, sejak kapan kamu disitu?" bukannya menjawab malah balik bertanya.

"Sejak tadi saat kamu melamun dan tidak menyadari kehadiran ku. Kamu kenapa sih cha? cerita dong ke aku kalau ada apa-apa. In shaa allah aku bisa jaga rahasia kok, lagian kita sudah dekat jadi kamu gak perlu sungkan." kata Meli yang terdengar begitu tulus dan dari raut wajahnya yang terlihat bahwa ia tipikal orang yang bisa di ajak curhat.

"Aku gak apa-apa kok Mel. Iya nanti yah aku bakal cerita, kamu tentang saja. Nanti juga kamu yang bakal bosan dengerin curhatan ku, hehe." ucapnya.

"Baiklah kalau kamu belum siap untuk cerita. Tapi janji yah kalau ada apa-apa jangan di pendam sendiri, cerita saja yah." ucap Meli.

"Sip deh. Ya sudah makan yuk. Aku sudah lapar banget nih." ucap Echa.

Mereka pun memakan makanannya dengan tenang tanpa ada yang bersuara sedikit pun. Dan setelah itu kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaannya.