Lia Wijaya duduk di tepian kasur dengan tubuh dibalut oleh selimut. Tampak sedikit lebam merah menyembul di bagian bahu mulus dan tulang selangkanya yang indah. Meskipun dia sedang melamun, dia tetap terlihat sangat seksi.
Suara gemericik air dari kamar mandi berhenti mendadak. Rehan Mangkunegara keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang menutupi pinggul dan bagian bawahnya.
Pria itu memiliki bahu lebar, tubuh atletis, perutnya sangat sixpacks, dan tampilan bagaikan pahatan seorang model pria. Tidak, bahkan dia jauh lebih mempesona dibandingkan para model pria.
"Kamu ngapain melamun?" suara candu nan dalam milik Rehan terdengar. "Sudahkah kamu memikirkan apa yang kamu inginkan?"
Lia tersadar dari lamunannya. Dia menelan ludahnya saat pandangannya bertatapan pada otot pria itu.
"Apakah bisa jika kita tidak bercerai?" Suaranya terdengar manis seperti biasanya. Pandangan matanya menyiratkan kepolosan sekaligus keserakahan.
"Kenapa kamu tiba-tiba menjadi bodoh?" Rehan menatapnya lembut sekaligus dingin. "Gina sudah kembali."
Hati Lia remuk.
Tentu aku tahu kalau Gina sudah kembali. Gina Cahya Mulyadi, kekasih masa kecil Rehan.
Sayangnya, dia tidak diterima di keluarga Mulyadi dengan baik karena dia adalah anak di luar nikah.
Karena itulah, keluarga Mangkunegara tidak bisa menerima keputusan Rehan yang ingin menikahi Gina. Di sisi lain, Lia memiliki latar belakang keluarga yang terpandang, dan dia bukanlah anak haram dari keluarga orang kaya.
Keluarga Lia sangatlah sempurna. Kedua orang tuanya adalah dokter yang berusaha untuk menyelamatkan nenek Rehan, Dewi Mangkunegara, dari peristiwa kebakaran. Mereka mengorbankan diri demi keselamatan Dewi. Sebagai balas Budi dan mencegah Rehan menikahi Gina, Dewi menjodohkan Rehan dengan Lia.
Saat itu, kesehatan Dewi sangat buruk dan dokter mengingatkan Rehan tentang penyakit kritis dan berbahaya yang diderita oleh Dewi. Rehan tidak memiliki pilihan kecuali menyetujui perjodohan itu. Dia memberitahu Lia bahwa dia tidak akan pernah jatuh cinta pada Lia dan apa yang dia lakukan adalah demi menjaga kesehatan Dewi agar tidak semakin memburuk.
Lia bisa memahami keputusan Rehan. Dia seperti seekor kelinci kecil nan manis. Sama sekali tak terlihat berbahaya. Dia lembut dan penuh pertimbangan. Dia juga bukan tipikal orang yang suka berkompetisi.
Karena itulah, Rehan berjanji pada Lia dengan berkata,"Selama kamu menjadi istriku, kamu tidak akan pernah menderita. Kita akan menikah selama tiga tahun dan bercerai. Aku akan memberikanmu kompensasi terbaik saat waktu perceraian kita tiba."
Lia menatap Rehan tanpa perlawan. Aku menikahinya bukan karena uang, tapi aku menikahinya untuk memenuhi impian masa kecilku. Dan, mimpi itu kini sudah sirna. Sudah saatnya aku menghadapi kenyataan. Selama tiga tahun pernikahan ini berjalan, aku selalu menjadi istri yang lembut dan penurut. Sayangnya, aku tidak pernah bisa membuatnya jatuh cinta padaku. Betapa bodohnya diriku ini!
"Rehan," panggil Lia. Hanya dia satu-satunya yang boleh memanggil Rehan dengan menggunakan nama. Dan kapanpun dia memanggil Rehan dengan panggilan itu di ranjang, Rehan tak akan bisa berhenti bercinta dengannya.
Dia memang terlihat seperti kelinci mungil yang manis. Namun, sesungguhnya dia adalah seekor rubah betina.
Dia sangat pandai merayu orang. Rehan bisa membayangkan bahwa Lia akan menikah dengan pria lain usai bercerai dengannya dan menggunakan panggilan serupa untuk menggoda dan bercinta dengan pria lain. Semua bayangan dan pikiran itu membuat Rehan menjadi kesal.
"Hmmm?"
Lia bisa melihat pantulan bayangan dirinya di lensa mata suaminya itu. Dia mengumpulkan keberaniannya dan berkata,"Rehan, aku hamil."
Wajah Rehan langsung muram. "Apa yang kamu katakan?"
Dia menggigit bibir bawahnya dan mengulangi ucapannya,"Aku hamil."
"Gugurkan kandunganmu!" ucap Rehan tanpa keraguan sedikit pun.
"Apa?"
"Aku bilang kamu harus gugurkan kandunganmu itu!" Wajah tampannya dipenuhi dengan pandangan memusuhi. "Aku tidak akan mengubah keinginanku untuk bercerai denganmu hanya karena alasan seorang bayi. Apalagi, aku tidak mau bayi itu menjadi halangan untuk hubunganku dengan Gina."
Wajah Lia memucat. Bahkan, kehadiran seorang bayi tidak mampu mengubah keputusan Rehan.
Bagaimana bisa dia menyuruhku menggugurkan kandunganku? Sungguh pria berhati dingin! Bayi ini adalah darah dagingnya.
Lia tertawa kecil.
"Kenapa kamu malah tertawa?" pandangan Rehan semakin muram durjana.
"Aku nggak hamil. Aku bohong kok," jawab Lia dengan wajah dipenuhi dengan senyuman. Padahal, hatinya sangat terluka dan berdarah-darah.
"Kamu bohong?" wajah Rehan tampak kecewa.
"Benar. Kalau gak percaya, kita bisa kok ke rumah sakit buat ngecek kandunganku."
"Bagus! Aku nggak mau ada sesuatu yang akan mengganggu rencanaku. Kalau memang kamu hamil, kamu harus menggugurkannya. Aku akan memberikan uang tambahan seratus juta agar kamu bisa tetap sehat usai menggugurkan kandungan. Jangan cemas. Itu tak akan mempengaruhi pernikahan keduamu."
"Pernikahan kedua?"
Lia memberikan senyuman sedih. “Aku benar-benar nggak hamil, jadi kamu ngak perlu kasih aku uang tambahan. Kalau kamu cemas, kita bisa pergi ke rumah sakit buat periksa.”
Rehan menyentuh dagu Lia. “Apa yang kamu rencanakan setelah kita bercerai?”
Lia menangkupkan telapak tangannya pada leher Rehan. “Aku mau jadi artis.”
Rehan terkesima. Lia memang lulusan akademi perfilman setelah mengambil kuliah akting. Jika dia tidak menikah dengan Rehan, dia pasti sudah memenangkan penghargaan sebagai aktris terbaik sejak dulu kala.
Untuk beberapa alasan, Rehan tidak suka melihat Lia bekerja di industry hiburan. Dia tahu bahwa Lia adalah perempuan yang menggoda dan dia cemas jika banyak orang jatuh cinta pada Lia.
“Baguslah. Aku akan menambahkannya sebagai bagian kompensasi perceraian kita. Kamu akan bekerja di bawah Starlight Entertainment dan mereka akan menjadikanmu terkenal dalam lima tahun.”
Lia tersenyum sedikit. “Oke. Aku cuma mau tahu gimana nanti kamu bakal kasih tahu Nenek soal perceraian kita ini?”
Rehan merasakan pening di kepalanya ketika nama Dewi disebut. Dia tahu bahwa Dewi tidak akan setuju jika mereka bercerai. Apalagi, Dewi tidak suka status Gina yang merupakan anak haram.
“Kamu saja yang bicara padanya,” Rehan menatap Lia dingin. “Dia mendengarkan apapun yang kamu ucapkan. Aku akan memberikanmu rumah jika kamu bisa membuatnya setuju atas perceraian kita ini.”
Lia benar-benar kehilangan kata-kata dan getaran kesakitan begitu terasa dalam hatinya.
Benarkah dia berpikir kalau aku menikahinya hanya untuk uang dan rumah? Bahkan, dia tidak peduli jia dia sudah menyakiti perasaanku.
“Oke,” sahut Lia setuju. “Rehan, ayo bercinta denganku sekali lagi.”
“Keinginanmu adalah kewajibanku, Rubah Betina Kecilku.”
Rehan menariknya keluar dari selimut dan posisi Lia langsung duduk di atas pangkuan Rehan. Sejujurnya, Rehan tak akan pernah cukup bercinta dengan Lia. Perempuan itu mampu melayaninya dengan sangat memuaskan.
Ketika Rehan menyadari bahwa dia tidak akan pernah bisa merasakan kehangatan tubuh Lia lagi, dia semakin kuat dan bersemangat mencumbui tubuh istrinya itu. Di sangat ingin menyedot habis seluruh energi Lia dalam momen bercinta ini.
Malam berlalu dan pagi telah tiba. Lia terbangun oleh suara dering telepon. Meskipun dia sangat tersiksa secara emosional oleh ucapan Rehan, Rehan tetap memanjakan Lia di berbagai aspek lainnya.
Mengetahui bahwa Lia terganggu di pagi hari, Rehan langsung mengubah ponselnya ke mode silent bergetar ketika dia sampai rumah di malam hari. Dia takut jika ada seseorang yang meneleponnya dan telepon itu akan membangunkan Lia. Akan tetapi, tanpa sepengetahuan Lia, Rehan mengubah mode silent menjadi dering lagi.
Lia meraih ponsel Rehan dengan grogi, dia ingin memberitahu Rehan bahwa ada seseorang yang meneleponnya. Namun, ketika dia melihat nama Gina berada di layar ponsel, dia membeku.
Jadi, ini alasannya dia mengubah mode teleponnya menjadi mode dering? Dia takut kalau Gina tidak bisa menghubunginya? Betapa perhatian sekali dia pada Gina!
Sesaat kemudian, Lia tersadar bahwa tiga tahun pernikahannya dengan Rehan hanyalah sebuah mimpi. Faktanya, itu semua sudah terlihat dari beberapa tanda. Meskipun Rehan tak mencintai Lia, pria itu selalu memanjakan Lia agar Lia tampak begitu mirip dengan Gina. Lia sudah menjadi pengganti Gina selama tiga tahun ini.